Javasatu, Malang- Sejak terjadinya pembuangan limbah kotoran sapi di Desa Kesamben Kecamatan Ngajum yang diduga dari PT Greenfields Indonesia, para petani di desa setempat sudah terbiasa dengan gangguan itu, walaupun juga harus mengalami gagal panen. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Desa Kesamben, H Misdi.
“Gak panen ini sudah mulai 2014 sampai sekarang ini” kata Misdi, saat ditemui setelah audiensi di kantor Desa Kesamben, Selasa (17/3/2020).
Gagal panen itu sambung Misdi, sering dialami oleh para petani padi, tapi kalau petani tebu hanya tidak begitu berdampak. Selain itu, buangan limbah ini juga berdampak pada kesehatan warga.
“Kalau airnya terkena kulit itu gatal. Ikan itu juga mati, disini kan ada kolam itu, langsung mati semua kalau kena limbah itu” jelasnya.
Masih Misdi, untuk memastikan siapa yang membuang limbah tersebut ke aliran irigasi pertanian di Kesamben. Dia pernah melakukan penelusuran kesungai sampai ke ujungnya,. Dan dibenarkannya, bahwa limbah kotoran sapi itu berasal dari Greenfields.
“Iya memang dari situ. Langsung di lacak kok,” tuturnya.
Namun sangat disayangkan oleh Misdi, pihak Greenfields belum pernah sama sekali menindaklanjuti terkait persoalan limbah di Kesamben ini.
“Belum sama sekali. Kata masyarakat cuma dijanjikan. Percuma,” tutupnya. (Agb/Saf)