JAVASATU.COM-GRESIK- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gresik mengkritisi adanya perubahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Giri Tirta sebesar Rp133 miliar untuk tahun 2023.
Anggota DPRD Gresik dari Fraksi PDI Perjuangan, Mega Bagus Syahputra mempertanyakan target cakupan pelanggan baru dan pelanggan industri dengan adanya penambahan penyertaan modal sebesar Rp133 miliar?. Selain itu, secara detil berapa dividen yang akan masuk dalam Pendapatan Daerah (PD) di tahun 2023?.
“Dengan adanya penambahan Modal dasar tersebut, berapa dividen yang akan masuk pendapatan daerah di tahun berikutnya?” tanya Anggota DPRD Gresik dari Fraksi PDI Perjuangan, Mega Bagus Syahputra, Kamis (3/11/2022) saat rapat di Gedung DPRD Gresik.
Tak hanya itu, dia juga mempertanyakan strategi dan inovasi Perumda Giri Tirta di tahun mendatang.
Padahal, menurut dia, masih banyak industri di Gresik yang masih menggunakan jasa truk tangki dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
“Kenapa tidak ditangkap peluang itu untuk meningkatkan cakupan layanan sehingga menambah Income baru bagi Perumda Giri Tirta,” ujar dia.
Mega berkata, fraksinya sangat mendukung penuh upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik dalam hal peningkatan mutu layanan, memperluas kapasitas cakupan pada Perumda Giri Tirta.
“Karena itulah penambahan modal sangat dibutuhkan. Kami berharap dengan adanya penambahan modal tersebut permasalahan yang selama ini dirasakan masyarakat dapat teratasi,” jelasnya.
Harapan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, lanjut Mega, sejauh ini masih banyak permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat pelanggan Perumda Giri Tirta. Diantaranya antrean sambungan baru masyarakat yang cukup banyak, gangguan distribusi air dimana sering terjadi kebocoran air.
“Juga penyediaan layanan dasar air bersih karena sering terjadi air Perumda Giri Tirta yang warnanya kecoklatan,” bebernya.
Pihaknya juga menilai infrastruktur Perumda Giri Tirta Gresik belum siap menerima limpahan air umbulan.
“Air umbulan untuk Gresik dialokasikan 1.000 liter/detik. Sementara kapasitas infrastruktur Perumda Gresik hanya 350 liter/detik. Artinya, masih ada sisa 650 liter/detik yang belum terserap” ungkap Mega.
Pertanyaan terkait soal penambahan penyertaan modal Perumda Giri Tirta juga dikritisi anggota DPRD Gresik dari Fraksi Golkar, Wongso Negoro.
“Rincian anggaran untuk perbaikan infrastruktur berupa perbaikan pipa aus atau bocor agar dijelaskan secara detail dimana titik-titik tersebut,” kata Wongso Negoro.
Disamping itu, Wongso mengungkapkan bahwa pembangunan tandon air (reservoir) yang menelan biaya sebesar Rp7 miliar perlu kajian secara mendalam agar sesuai dengan yang direncanakan.
“Kami minta disertakan site plan dari rencana tersebut,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wongso menyebut bahwa tarif air Perumda Giri Tirta selama ini masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan daerah lain.
Karena itu perlu dipertimbangkan untuk dikaji ulang agar sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, tidak ada lagi permasalahan pelayanan air bersih ke pelanggan.
“Perumda Giri Tirta Gresik, seyogyanya memang harus mendapatkan subsidi dari pemerintah daerah, karena pelayanan masyarakat menjadi prioritas utama” kata Wongso. (Adv/Bas/Arf)