Javasatu,Malang- Pasca pembangunan Malang Heritage Kayutangan, sejumlah pedagang dan pengusaha terdampak setempat mengaku tak siap dengan proyek ini. Hal tersebut dikarenakan tidak ada pemberitahuan sebelumnya terkait pengerjaan proyek.
Menurut General Manager Whiz Prime Hotel Basuki Rahmat Malang pemberitahuan sebelumnya hanya ada di H-1 sebelum penutupan jalan. Hal ini membuat tidak siap pengusaha lain di sekitaran Jalan Basuki Rahmat.
“Kemarin sih gak ada tuh ya mas sosialisasinya. Memang ada kami semua di kumpulkan di jalan depan sekitar seluruh toko dan ruko, tapi kami gak tahu tanggal pastinya.” ujar Aziz Sumono, General Manager Whiz Prime Hotel Basuki Rahmat Malang.
Akibat penutupan berpengaruh terhadap okupansi pengunjung yang ikut menurun. Jika sebelum pandemi bisa mencapai 80 persen kini hanya tersisa 20 persen saja.
“Awal dulu kita 80 persen mas, terus pas pandemi jadi 40 persen, kini tersisa 20 persen saja.
Sejauh ini telah ada satu jalur akses keluar dan masuk hotel via Jalan BS Riadi, Namun karena minimnya sosialisasi tidak banyak orang yang tahu.
“Ya itu tadi karena dadakan jadi gak sempet woro-woro ke konsumen.” imbuhnya.
Guna menjaga angka okupansi hotel di tingkat aman, sejumlah papan pemberitahuan dipasang dari arah Surabaya, Alun Alun maupun di kawasan Jalan Kahuripan.
Hal ini juga berdampak kepada penyesuaian karyawan di dalam hotel yang harus dirumahkan hingga setengahnya .
“Ya agar dapat berjalan, sudah sekitar setengah dari karyawan dirumahkan.”
Pihak hotel berharap agar bisa segera selesai dan dapat berjalan sebagaimana mestinya. (Dop/Krs)