Javasatu,Malang- Ada yang menarik dalam peringatan Hari Santri Nasional 2019 di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 6 Malang. Pertunjukan teatrikal, koreografi hingga pesawat beterbangan diatas kepala kala siswa siswi upacara di lapangan sekolahnya, Senin (21/10).Diawali dengan teatrikal yang bercerita perjuangan ulama dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan negara. Dilanjutkan koreografi dilakukan oleh ratusan siswa.Mereka memutar, menggerak-gerakan payung dipadukan dengan koreografi dengan kertas yang membentuk bendera dwi warna.Tak kalah menariknya, atraksi pesawat kertas yang sudah disiapkan dari rumah oleh semua pelajar MTs Negri 6 Malang. Ratusan pesawat itu diterbangkan oleh para guru muspika Kecamatan Kepanjen serta Kemenag Kabupaten Malang.Pesawat kertas itu adalah untuk mengenang Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie yang berpulang beberapa waktu lalu. Hal itu ditandai dengan penerbangan pesawat kertas secara serempak.Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang, Mustain menjelaskan, peringatan Hari Santri memang selayaknya dirayakan dengan meriah. Tujuannya untuk mengenang jasa para kiai dan santri yang kala itu terlibat secara langsung memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.”Ini adalah semangat bangsa Indonesia, setelah diakui sebagai hari besar nasional,jadi bukan sekedar peringatan namun momentum Hari Santri dapat dijadikan semua pihak untuk bersatu dan bersama-sama membangun bangsa,” terangnya.Dia lanjutkan, santri tidak bisa hanya bertahan dengan model-model zaman dulu. Melainkan harus mampu mengikuti perkembangan teknologi.”Di pesantren, madrasah, rata-rata anak santri, harus dikenalkan dan bekali mereka untuk bisa bersaing dengan perkembangan teknologi informasi,” tandasnya.Ilmas Maulidia Nabila siswi MTs Negeri 6 Malang menuturkan, cara memaknai Hari Santri. Salah satunya dengan mengisi kegiatan dengan hal-hal yang positif.”Kita maknai dengan kegiatan positif, negatifnya mungkin bisa hilangkan.Tidak berperilaku anarkis dan radikalisme. Hari Santri bisa dimaknai dengan menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Santri seharusnya juga tidak menyebarkan berita hoaks,” jelas siswi kelas IX tersebut. (agb/ayu)