JAVASATU.COM-MALANG- Universitas Negeri Malang (UM) terus berupaya menjajarkan standar kualitas perguruan tingginya agar setara dengan perguruan tinggi unggul kelas internasional. Untuk mewujudkannya, UM menggelar International Conference on Innovation and Teacher Profesionalism (ICITEP) 2023 di Gedung A12 SPs Univeristas Negeri Malang sejak Selasa (10/10/2023) hingga Rabu (11/10/2023).
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Guru Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Dr Muhammad Alfan menyampaikan, seminar internasional ini mengerucut ke topik mengenai upaya mencetak guru sebagai insan pembelajar, sesuai dengan capaian profil lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Melalui International Conference ini mahasiswa dan alumni PPG diharapkan ikut berpartisipasi baik sebagai peserta maupun presenter sehingga tetap terus berkarya dan berinovasi tanpa henti melalui update wawasan dari para nara sumber dan menyajikan paper terbaik mereka,” jelasnya.
Tak tanggung-tanggung, dalam kegiatan ini turut melibatkan 3 narasumber dari luar negeri. Yakni Prof Michele Simons dari Western Sydney University, Australia, Prof Martin Ebner dari Graz University of Technology, Austria, dan Prof Madya Ts Dr Tee Tze Kiong dari Universiti Tun Hussein Onn Malaysia.

Direktur Guru Pendidikan Dasar (Dikdas) Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Dr Rachmadi Widdiharto menanggapi pentingnya keberadaan guru penggerak sebagai bagian dari pembawa perubahan positif di lingkungan pendidikan. Menurutnya, guru penggerak tidak sekadar pengajar, namun juga merupakan pemimpin, inovator, dan agen perubahan.
“Mereka diharapkan dapat menjadi jembatan antara metode pendidikan tradisional dan metode modern yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman sekarang,” tutur Rachmadi.
Sedangkan dosen senior profesional dari Universitas Negeri Malang sekaligus proklamator penggiat Lesson Study, Prof Dra Herawati Susilo menyampaikan, Lesson Study menjadi metode kolaboratif yang melibatkan sekelompok guru untuk merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan sebuah pelajaran.
“Metode ini membantu guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran karena era digital membawa perubahan signifikan dalam metode dan konten pembelajaran,” Herawati menjelaskan lebih lanjut.

Ia melanjutkan, hadirnya era digital saat ini sangat memungkinkan bagi para guru berbagi pengalaman. Karena setiap kolaborasi tidak hanya bisa dilakukan secara offline, namun saat ini dipermudah melalui pertemuan online.
“Salah satu keunggulan dari Lesson Study adalah kolaborasinya yang memungkinkan guru untuk berbagi pengalaman dan best practices. Di era digital, kolaborasi ini bahkan bisa dilakukan secara online, memungkinkan partisipasi dari lebih banyak guru,” pungkasnya.
Seminar ini pun tak lepas dari visi Universitas Negeri Malang mewujudkan jargonnya, yakni perguruan tinggi unggul dalam inovasi pembelajaran (Excellence in Learning Inovation). Sekaligus, agar turut bersama-sama terlibat di Era Society 5.0 dengan pemanfaatan teknologi dengan kreatif, inovatif, produktif, adaptif, dan kompetitif. Salah satunya dengan sharing dan kolaborasi dengan para insan akademik dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga pendidikan di seluruh dunia.
Dari 2000 lebih peserta yang terlibat, didominasi para mahasiswa PPG. Selain itu, sebanyak 98 penyaji makalah turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tidak hanya secara luring, seminar internasional ini juga digelar secara daring melalui zoom meeting.
Sebelumnya, Universitas Negeri Malang juga telah menggelar seminar internasional serupa di tahun 2022. Menanggapi semakin berwarnanya topik yang diangkat di ICITEP 2023, Rektor Universitas Negeri Malang, Prof Dr Hariyono mengapresiasi tingkat antusias para peserta.
“Saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas antusias para peserta serta para panitia penyelenggara,” pungkasnya. (Jup)