JAVASATU.COM-MALANG – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Sodikul Amin, meminta ke Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), terutama pada pemberian vaksin, agar bisa lebih cermat melihat kondisi pergerakan wabah yang mematikan itu.
Mengingat, vaksin PMK hanya bisa diberikan kepada sapi yang masih sehat dan belum terkena virus PMK. Untuk itu, ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Satgas Penanganan PMK, bisa segera melakukan upaya mitigasi.
“Daerah yang penyebarannya sudah luar biasa itu, seperti Malang Barat, konteksnya pengendalian, bukan pencegahan lagi. Nah langkah-alngkah pengendalian ini tentu berbeda dengan pencegahan,” ujar Sodikul, Jumat (1/7/2022).
Menurut Sodikul langkah pertama yang harus diambil adalah pendataan yang akurat. Tujuannya, agar vaksin yang diberikan kepada ternak lebih tepat sasaran dan tidak terbuang percuma.
Sementara hingga saat ini, dirinya menilai bahwa petugas yang ada cukup kesulitan untuk memastikan, seekor hewan dipastikan sehat, masih bergejala atau sudah dipastikan PMK.
“Kemudian terkait dengan vaksin, yang saat ini sudah didistribusikan ke banyak KUD, kita berharap untuk hati-hati. Kalau hanya sekedar divaksinkan, kepada ternak yang hanya dianggap sehat, maka jangan harap vaksinasi ini bisa berhasil optimal. Kalau pelaksanaan vaksin ini asal-asalan, akan ada kesia-sia an,” terangnya.
Sedang, lanjut dia, untuk memastikan sapi dalam kondisi sehat sebelum divaksin, yakni dengan mengukur suhu badannya. Apalagi jika mengingat penyebaran wabah ini terbilang cukup cepat.
“Katakan begini, dalam 1 kandang ada 5 ekor sapi. Dari 5 ekor, salah satu sapi sudah muncul gejala (PMK), itu yang 4 ekor tidak boleh divaksin. Karena hampir dipastikan tertular, hanya tinggal menunggu waktu inkubasi. Paling gak suhu normal badan sapi ini kalau sehat itu diantara 38 sampai 39 derajat. Nah, maka kalau suhu diatas 40, bisa diyakinkan kalau itu terpapar. Dan setidaknya itu bisa jadi parameter,” jelas Sodikul.
Untuk itulah, dia berucap, anggaran belanja tak terduga (BTT) yang direncanakan untuk penanganan PMK, agar bisa dieksekusi. Agar segera dibelanjakan untuk obat, vitamin dan memenuhi nutrisi sapi.
“Untuk tahapan pra vaksinasi, pemberian nutrisi, vitamin obat-obatan, untuk ternak menuju sehat itu bisa terpenuhi dulu. Jadi vaksin ini kadaluarsanya berapa lama kita emang harus menjaga itu, agar vaksin tidak sia-sia. Dan jangan sampai vaksin itu digunakan tapi tidak ada gunanya,” pungkas Sodikul.
Sebagai informasi, hingga saat ini Kabupaten Malang sudah mendapat vaksin sebanyak 77.500 dosis. Dimana penyalurannya dilakukan melalui koperasi-koperasi yang menaungi peternak-peternak sapi di sekitarnya. (Agb/Arf)