JAVASATU.COM-GRESIK– Asosiasi Pendamping Desa Indonesia (APDI) Kabupaten Gresik terus mematangkan berbagai rumusan strategi dalam upaya mengendalikan laju inflasi di tingkat desa.

“Jadi kita lebih fokus pada tiga hal, yakni pemenuhan pencapaian SDGs Desa, ketahanan pangan atau desa tanpa kelaparan, dan desa bebas stunting,” kata Ketua APDI Kabupaten Gresik, M Nur Aini saat menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Mandiri (PPKM) Tenaga Pendamping Profesional (TPP) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Gresik, Kamis (1/9/2022).
Dia menilai, kehadiran dana desa (DD) dapat mewujudkan ketahanan pangan atau desa tanpa kelaparan dengan meningkatkan ekonomi serta daya beli masyarakat agar harga kebutuhan pokok tetap stabil.
Selain itu, kata dia, pemenuhan target capaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa juga memiliki peran penting dalam pendataan segala potensi peningkatan produksi pangan guna mengantisipasi dampak krisis global.
“Agar antara permintaan dan ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat di desa tetap berimbang dan terjaga” jelas M Nur Aini.
Menurutnya, semua variabel di desa harus terintegrasi dan terogranisir dengan baik dan benar untuk mengantisipasi dampak krisis global ini. Selain menjaga ketahanan pangan dan pemenuhan target capaian SDGs, desa-desa juga harus lebih fokus pengentasan kemiskinan hingga penurunan angka stunting.
“Desa juga harus fokus pengentasan kemiskinan dan penurunan angka stunting, dan kami juga ada kader pembangunan manusia yang fokus pada penanganan stunting, tugasnya melakukan pendampingan, rembug stunting, pencegahan stunting, dan posyandu, pelaporannya nanti melalui aplikasi e-HDW,” beber dia.
Pelatihan tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber untuk memaparkan materi, meliputi Ketua APDI Jatim Miftahul Munir, dan beberapa pengurus APDI Jatim diantaranya Khoiruddin, Sholahuddin, Nuri Maulidi Zuhri. Hadir pula Anggota Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir.
Dalam paparannya, Syahrul Munir menjelaskan bahwa laju inflasi global tidak menutup kemungkinan akan berdampak terhadap ekonomi di desa-desa. Namun demikian, dia meminta semua pihak agar tidak panik menghadapi situasi ini, dan terus melakukan upaya antisipasi.
“Ketidakpastian global ini berimbas pada ketahanan pangan, karena itu kita harus fokus upaya antisipasi, meski situasi ini nantinya pasti akan menemukan titik balik terutama bagi Indonesia,” ucapnya optimis.
Politisi muda asal PKB ini menyebut, sejumlah peraturan daerah yang digagas kalangan dewan saat ini juga tidak lepas dari upaya ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi. Terutama pada sektor usaha masyarakat kecil menengah (UMKM).
“Seperti Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Gresik, pasti juga berpengaruh pada ketahanan ekonomi,” jelasnya.
Untuk menghadapi krisis global ini, pihaknya mengajak peran semua pihak termasuk pendamping desa semakin kompak dalam menjalankan langkah-langkah antisipasi terhadap dampak yang dirasakan di tengah masyarakat, dengan memanfaatkan instrumen kebijakan secara sinergis. Agar kredibilitas, kesinambungan dan efektivitas tetap terjaga. (Bas/Arf)