JAVASATU.COM-GRESIK- Terhitung dua tahun belum menikmati air bersih PDAM, ratusan warga Desa Hulaan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik mengaku geram.

Salah seorang warga Hulaan Nurwanto (42) mengungkapkan, sekitar 800 lebih warga desa Hulaan hanya bisa menahan geram karena diduga tertipu promo biaya murah pemasangan jaringan PDAM menuju rumahnya pada tahun 2020 lalu.
“Dulu (tahun 2020, red) Pemerintah Desa melalui Kepala Desa menyampaikan ada promo PDAM (kini Perumda Giri Tirta Gresik, Red), cukup bayar Rp1 juta, air sudah bisa currr (mengalir, Red) di rumah. Tapi mana? Hingga dua tahun ini tidak ada kejelasan,” ujar Nurwanto yang juga mendaftar promo tersebut, Minggu (3/4/2022).
Bersama ratusan warga Hulaan lainnya, Nurwanto antusias mengikuti promo tersebut. Lantaran harga yang diberikan jauh di bawah harga normal untuk satu Sambungan Rumah (SR) dari ketentuan Perumda Giri Tirta Gresik, Rp1.741.300.
“Karena air bersih adalah kebutuhan utama, apalagi, pihak desa menyampaikan promo hanya berlaku untuk satu hari saja. Karena tidak punya uang, akhirnya saya pinjam uang ke saudara agar bisa mengikuti promo itu. Kondisi yang saya rasakan juga dialami sebagian warga Hulaan lainnya, bahkan ada yang terpaksa jual TV,” tutur Nurwanto dengan nada kesal.
Ia pun menyesalkan ketidakjelasan promo yang disampaikan pada tahun 2020 itu, karena hingga sekarang tidak ada realisasinya. Padahal, jaringan tersier pipa Perumda Giri Tirta Gresik sebenarnya sudah sampai di depan rumahnya.
“Warga sebenarnya sudah menyampaikan ke pihak Pemerintah Desa, jika tidak ada kejelasan lebih baik uang kami dikembalikan, biar bisa saya lunasi utang ke saudara,” tandas Nurwanto.

Senada disampaikan oleh warga Hulaan lain yang juga mendaftar promo, Syaiful Jatmiko (38). Ia mengaku tertarik mengikuti promo yang disampaikan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) karena selama ini keluarganya kesulitan mendapatkan air bersih. Harus beli atau menyambung ke rumah tetangga yang kebetulan memiliki sumur dengan sumber air yang bersih.
“Kami sudah bolak balik menanyakan ke Pemerintah Desa, tapi tidak ada jawaban yang memuaskan. Sekarang pihak Pemerintah Desa justru meminta kita untuk menambah lagi uang Rp1.750.000 kalau mau salurannya terpasang sampai rumah,” ujar Syaiful.
Penambahan biaya ini dibenarkan oleh warga Hulaan lain, Eni Nurhayati (34). Ia menyampaikan jika orang tuanya terpaksa menambah uang pendaftaran agar saluran air Perumda Giri Tirta Gresik bisa terpasang hingga rumahnya.
“Sebagian warga yang mau nambah uang lagi, jaringan PDAM memang sudah ada yang terpasang di rumahnya. Tapi di rumah saya, meski sudah empat bulan melunasi biaya tambahan itu belum juga terpasang,” ucap Eni dengan nada kecewa.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Edy Santoso, Ketua Panita Pemasangan Instalasi PDAM Desa Hulaan membenarkan jika pihaknya menerima uang Rp1 juta dari warga Hulaan yang mendaftar pemasangan PDAM. Dengan singkat ia mengungkapkan jika promo itu berlaku satu hari dan sebenarnya disampaikan oleh UPT PDAM Kecamatan Menganti (sekarang berubah menjadi Perumda Giri Tirta Cabang Menganti) secara lisan.
“Lengkapnya silakan konfirmasi langsung ke Kepala Desa Hulaan, sebab saya cuman ketua pengganti,” tandas Edy seraya menambahkan jika uang Rp1 juta peserta promo itu sudah dibelanjakan untuk pipa jaringan, sehingga kemungkinan sulit untuk dikembalikan.
Sementara itu, ketika ditanya terkait promo dan pengakuan warga yang membayar lewat dirinya tapi tidak mendapatkan kwitansi. Indra, salah satu perangkat Desa Hulaan yang saat itu menjabat sebagai Pj Kasun mengatakan sudah tidak ingat lagi.
“Saya lupa mas, nanti di kantor saja tanya sama panitia,” ungkapnya.
Ditemui terpisah, Kepala Desa Hulaan, Hamdani Widianto, Senin (4/4/2022) membantah pernah menyampaikan adanya promo pemasangan saluran air dari Perumda Giri Tirta Gresik kepada warganya. Ia mengaku hanya meneruskan apa yang disampaikan oleh Perumda Giri Tirta Cabang Menganti, yaitu mengupayakan pemasangan SR dengan biaya Rp1 juta.
“Waktunya juga tidak terbatas hanya satu hari seperti yang disampaikan warga kepada sampean (jurnalis, Red). Cukup lama kok, tapi saya lupa pastinya,” ungkapnya.
Berdasarkan isu yang beredar saat itu, promo tersebut berkaitan dengan pilkada dan dukungan pada salah satu calon kepala daerah.
Ada empat Desa yang mendapatkan tawaran ini dari Perumda Giri Tirta Cabang Menganti, tapi hanya Desa Hulaan yang memiliki jaringan tersier, sehingga jatah desa lain dimanfaatkan Hulaan. Dan total pendaftar yang telah melunasi biaya Rp1 juta lebih dari 800 keluarga.
“Kalau warga mau uangnya dikembalikan, tidak masalah. Tapi nunggu ada pendaftar baru, karena uang Rp1 juta itu sudah dibelanjakan untuk jaringan,” tutupnya.
Perumda Giri Tirta Gresik Bantah Adanya Promo
Terkait promo Rp1 juta pemasangan jaringan air bersih di Desa Hulaan pada tahun 2020 yang hingga kini belum terealisasi, dengan tegas pihak Perumda Giri Tirta Gresik membantah pernah mengeluarkan promo tersebut.
“Nah warga waktu itu dapat info promo dari siapa? Karena PDAM (Perumda Giri Tirta Gresik, Red) sendiri tidak pernah mengeluarkan promo itu,” ujar Muhammad Irwan, Kepala Bagian Pelayanan Perumda Giri Tirta Gresik saat dikonfirmasi.
Irwan pun mengungkapkan, jika pihak Pemerintah Desa hanya berasumsi, karena waktu itu bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun biaya untuk pasangan 1 SR (Sambungan Rumah Tangga) standarnya sebesar Rp 1.741.300.
“Kami tidak pernah mengeluarkan promo itu, apalagi dengan tertulis dan lewat brosur. Jelas biaya Rp1 juta tidak cukup untuk memenuhi pemasangan SR,” tandasnya.
Ditanya terkait pendaftar yang masuk, Irwan mengungkapkan jika Panitia Pemasangan Instalasi PDAM Hulaan mulai mendaftarkan warganya sejak Maret 2021, itupun hanya untuk 216 jaringan. Sedangkan hingga kini baru terpasang atau aktif 159 SR.
“Tahun 2020 sama sekali tidak ada pendaftaran. Baru pada Maret 2021, ada 216 pendaftar dan saat ini 159 yang sudah terpasang,” jelas Irwan. (Bas/Saf)