JAVASATU.COM-SIDOARJO- Menjelang hari raya Iduladha, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau dan mengawal langsung pendistribusian penyuntikan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jawa Timur, Jumat (17/6/2022).
Didampingi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Gubernur Khofifah menuju sentra peternakan sapi di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo tepatnya di peternakan milik H Kasikin yang beralamat di Tanjunganom RT 12 RW 01 Tanjungsari Taman. Ada sebanyak 30 ekor sapi perah yang disuntik vaksin.
Dikutip dari Dinas Kominfo Provinsi Jatim, dikabarkan, sebanyak 1.000 dosis vaksin PMK dari Kementerian Pertanian untuk Jatim. Vaksin tersebut telah masuk Jawa Timur pada hari Selasa 14 Juni 2022. Selanjutnya langsung didistribusikan ke Kabupaten Sidoarjo sebanyak 200 dosis dan Pasuruan sebanyak 800 dosis.
Dijelaskan Gubernur Khofifah, pemberian vaksin PMK kepada sapi ini membutuhkan tiga kali vaksin. Tahap pertama dilakukan saat ini. Kemudian, tahap kedua dilakukan setelah empat atau enam minggu pemberian vaksin dosis pertama. Sedangkan, tahap ketiga akan diberikan setelah enam bulan pemberian vaksin kedua.
“Vaksin yang dikirim ke Jatim masih minim yakni 1.000 dosis dan baru terpakai sejumlah 200 suntikan. Dalam sekali membuka botol vaksin mampu untuk menyuntik 100 sapi dan harus habis disuntikkan. Saat ini prioritas untuk sapi perah,” ungkapnya.
Gubernur Khofifah menegaskan, prioritas penyuntikan vaksinasi ini diutamakan bagi Sapi Perah mengingat stok yang sangat terbatas. Untuk itu, diharapkan vaksin lokal dari Pusvetma bisa segera rampung pada akhir Bulan Juli atau awal Agustus.
“Kebutuhan vaksin menurut kami sangat emergency sekali. Karena percepatan transmisi penularan PMK sangat cepat. Oleh karena itu, kami harap ada percepatan suplai vaksin dari pemerintah pusat sembari menunggu vaksin lokal dari Pusvetma,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan Gubernur Khofifah, di berbagai kesempatan bersama Forkopimda dan Bupati/Walikota pada saat Rakor telah ditegaskan bahwa penanganan penyakit PMK ini membutuhkan sinergitas yang kuat sama halnya ketika menangani pandemi covid-19 baik secara vertikal maupun horisontal.
Khofifah melihat, untuk treatment penanganan PMK ini mirip dengan penanganan covid-19. Kemudian proses penyebaran melalui airbone ini yang menjadikan penyebaran virus PMK lenih cepat. Oleh karenanya, ketika jarak jangkau angin kencang penularan bisa sampai jangkauan kilometer.
Maka, langkah terbaik menurut Gubernur Khofifah dalam melakukan pencegahan penularan adalah melakukan proteksi dan isolasi. Proteksi tidak dilakukan pada daerah daerah yang terdampak saja melainkan juga pada daerah yang hewan ternaknya masih terjaga sehat.
“Jadi yang sehat tolong dijaga untuk tidak keluar agar tetap sehat,” tegasnya. (Sir/Saf)