JAVASATU.COM-JOMBANG- Komunitas Polisi Air SMP Negeri 1 Wonosalam bekerja sama dengan Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) menyelenggarakan Pelatihan Citizen Science dan Pengujian Kualitas Air di Laboratorium Alam Sungai Gogor, Wonosalam, Jombang pada Sabtu (15/7/2023).

Pelatihan Citizen Science dengan sasaran masyarakat lokal dan generasi muda dengan latar belakang siswa sekolah dilaksanakan di sungai Gogor yang berlokasi di Desa Wonosalam, Keacamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Pelatihan dilaksanakan di sungai Gogor, karena sungai Gogor merupakan salah satu anak sungai Brantas yang megalirkan mata air dari pegunungan Wonosalam.
Pelatihan diikuti sekitar 30 siswa dan kelompok guru dari 6 sekolah dari kabupaten Jombang dan Mojokerto, di antaranya MTsN Panglungan Wonosalam Jombang, SMP Al-Azhar Wonosalam Jombang, MTsN Roudhotul Ulum Mojoduwur, SMP Islma Cendekia Harapan Jombang, SMP 5 Kota Mojokerto, dan SMP Negeri 1 Puri Mojokerto.

Di sisi lain, panitia juga menggelar pameran Brantas XOXO dengan konsep alam dengan membawa beberapa both pameran diantaranya instalasi foto dan infografis terkait dampak plastik dan problem limbah di sungai Brantas, laboratorium mikroplastik serta laboratorium kualitas air.
Pelatihan dibuka dan diawali dengan pemaparan materi terkait problem lingkungan yang terjadi di sungai Brantas dibagian hulu hingga hilir sungai Brantas. Amirudin Muttaqin, M,Si selaku ketua plaksana dan menjadi salah satu narasumber menjelaskan terkait masalah yang sering terjadi di sepanjang sungai Brantas.
“Sungai Brantas dengan panjang kurang lebih 320 km mengalir dan melayani kebutuhan air bagi masyrakat di 16 kota/kabupaten se DAS Brantas. Melalui pelatihan ini kami menjelasan terkait problem lingkungan di sungai Brantas, diantaranya alih fungsi Bantaran, sampah plastik, limbah industri, limbah peternakan di sepanjang DAS Brantas, kami juga memberikan pelatihan terkait uji Mikoplastik pada air, kualitas air dan identifikasi jenis sampah plastik yang mencemari sungai dan juga terkait pentingnya memahami regulasi tentang plastik dan lingkungan,” ungkap Amiruddin Muttaqin, M. Si, Sabtu (15/7/2023).
Melalui acara ini, Amir berharap kepada generasi muda seperti anak – anak, siswa sekolah, mahasiwa dan semua unsur masyarakat untuk aktif dan peduli terkait upaya penyelamatan lingkungan, terutama lingkungan sungai.
“Harapannya materi dan praktik penggunaan alat-alat untuk menguji kesehatan sungai yang kami sampaikan dalam pelatihan, mampu dipahami dan dipraktikkan kedepannya, dan mampu melakukan edukasi serta kampanye bagi lingkungan terdekatnya, seperti lingkungan keluarga dan teman dekat,” ucapnya.
Ia berujar, setelah acara pelatihan tentang Citizen Science dan pengujian kualitas air di laboratorium alam sungai Gogor ini, kedepan pihaknya akan menggelar pelatihan dengan konsep perlindungan hutan alam dan mata air.
“Pesertanya dari sekolah maupun komunitas untuk membuat action plan sebagai dasar melakukan kegiatan kedepannya,” imbuh Amir.

Selain mengenalkan fungsi dan problem lingkungan sungai Brantas, dalam pelatihan ini juga diberikan materi dan pemahaman terkait polusi plastik sungai Brantas, mikroplastik Brantas, dan juga materi tentang regulasi lingkungan yang mengfokuskan pada problem polusi plastik dan pemulihan kualitas air.
“Pemberian materi tentang pemahaman lingkungan terutama kondisi pencemaran dan ekosisitem sungai Brantas harus juga dilengkapi dengan pemberian pemahaman terkait deteksi kesehatan sungai menggunakan beberapa metode penelitian seperti uji kualitas air menggunakan parameter kimia dan fisika, uji mikroplastik dalam air, identifikasi jenis sampah lewat Brand Audit dan mendeteksi kesehatan sungai lewat indikator mikroinvertebrata (Biotilik), karena tujuan dari acara ini adalah mengajarkan generasi muda terutama anak – anak untuk bisa mendeteksi kualitas air sungai di sekitarnya dengan menggunakan alat – alat sederhana dengan parameter yang dijelaskan dalam pelatihan,” papar Alaika Rahmatulloh, S.Si, Manager Divisi Edukasi ECOTON yang juga menjadi salah satu narasumber dalam acara ini.

Disisi lain kelompok ibu-ibu dari komunitas Kelingan (Komunitas Peduli Lingkungan Wonosalam) juga ikut memeriahkan acara pelatihan dan pameran. Komunitas peduli lingkungan Wonosalam merupakan komunitas yang memfokuskan kegiatan mereka untuk melakukan edukasi dan kampanye tentang manajemen tata kelola sampah yang benar dan kampanye pemilahan sampah dari rumah.
Komunitas yang dibentuk awal Juli ini menargetkan adanya kegiatan pemilahan sampah dan pengumpulan sampah dari sumber dengan cakupan wilayah rumah tinggal, warung serta kafe di desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
“Melalui kegiatan positif yang diselenggarakan pada hari ini, harapannya dapat memberikan semangat kepada generasi muda untuk terus menjaga lingkungan dari sumber pencemaran, salah satunya masalah sampah plastik, disisi lain pemerintah desa juga harus bisa menyupport kegitan positif yang berwawasan lingkungan seperti ini, dengan kedepannya bisa mengalokasikan dana untuk penyediaan dropo sampah (fasilitas sampah) dan tempat pengumpulan sampah sepeti TPS3R,” ungkap Lili, Ketua Komunitas Kelingan.

Dalam pelatihan ini, juga dimeriahkan dengan acara lomba mewarnai yang mengusung tema ‘Sungai Bersih Tanpa Sampah’ dengan melibatkan peserta dari usia TK hingga SD.

Acara ditutup dengan pemaparan succes story komunitas Polisi Air dari SMPN 1 Wonosalam tentang upaya penyelamatan lingkungan di walayah Wonosalam Jombang dan diakhiri dengan pembagia sertifikat pelatihan kepada para peserta. (Sir/Nuh)