JAVASATU-BLITAR- Warga Kesamben Blitar kompak bersatu melaksanakan selamatan yang diyakini dapat mengusir ‘Pagebluk Mayangkoro’ di Malam 1 Suro.
Diawali pada Senin Pahing (9/8/2021) sekira pukul 14.00 WIB bertempat di Punden Mbah Slumbung, Desa/Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Warga desa setempat berkumpul menggelar sedekah bumi yang diyakini sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Warga juga menganggap bahwa sedekah bumi sebagai edukasi untuk menghargai dan melestarikan budaya leluluhur agar tak tergerus oleh zaman.
Di sedekah bumi itu, warga Kesamben melepaskan beberapa jenis burung seperti, burung Perkutut Lokal Kapurangan Majapahit, Puter Pelung, Derkuku Leopard Mata Merah. Nampak pula ada sejumlah burung yang berwarna putih yang diyakini warga setempat sebagai lambang Kesucian dengan harapan masyarakat terbebas dari Pandemi COVID-19 yang saat ini melanda Indonesia, khususnya Kabupaten Blitar.
Kemudian dilanjutkan dengan penanaman 150 pohon, warga berharap, agar lingkungan di sekitarnya lebih hijau dan bersih dari polusi udara.
Acara dihadiri berbagai unsur masyarakat seperti Karang Taruna Wirabakti Desa Kesamben, Pokmas Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Samurai), hadir pula yang sekaligus menjadi pemarkarsa yakni, Budi Susila Jaya yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Blitar, Fraksi PDIP, komisi II.
Selanjutnya pada pukul 18.00 WIB di hari yang sama, bertempat di kampung Babadan Kesamben warga melaksanakan Selamatan Lingkungan.
“Dengan adanya selamatan ini semoga warga Desa Kesamben diberikan keselamatan lahir bathin, kesehatan, dan dilancarkan semua keinginannya serta dilancarkan rezekinya. Dan juga agar pandemi COVID-19 segera berakhir dari bumi nusantara” ungkap Kades Kesamben, Sutaji, Senin (9/8/2021) malam.
Kemudian pada Selasa (10/8/2021) atau Malam Rabu Wage sekira pukul 19.00 WIB, bertempat di Padepokan Asih Mring Sesami yang juga menjadi kediaman Alm. Eyang Wali Handoko Kusumo, ayah dari Puji Rahayu Bakir selaku pengasuh padepokan, acara dilanjutkan dengan selamatan dan do’a bersama.
Menurut Puji Rahayu Bakir, setiap tahun pada malam 1 Suro Padepokan Asih Mring Sesami rutin menggelar Ritual 1 Suro. Acara ritual ini rutin diselenggarakan karena sudah menjadi hal yang perlu dilestarikan dari peninggalan nenek moyang dan pendahulu.
“Dengan harapan acara ini bisa bermanfaat untuk semua orang, bebagi, ajang silahturahmi dan sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME. Menggelar do’a bersama untuk meminta dan bermunajat kepada Tuhan YME agar segera dibebaskan dari Pagebluk yang saat ini sedang terjadi” terang Puji, Selasa (10/8/2021).
Puji menegaskan, bahwa dalam pelaksanaan ritual 1 Suro di Padepokan Asri Mring Sesami tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
“Acara ini diselenggarakan dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Agar terhindar dari penyebaran COVID-19” tegas Puji.
Sementara itu, dalam sambutannya, anggota DPRD Kabupaten Blitar fraksi PDIP, Komisi II, Budi Susila Jaya berpesan, meski kondisi Nusantara diterpa badai COVID-19, namun tali persaudaran harus tetap teguh terjaga. Agar NKRI tetap jaya.
“Tetap menjaga tali persaudaraan, tetap semangat dan tetap waspada, patuh terhadap prokes di masa seperti saat ini sesuai anjuran pemerintah” ujar Budi Susila.
Baca Juga:
Sebagai tambahan informasi, ritual ini dipandu Aan Sumantri sebagai pembawa acara Bakir Barada dengan mengumandangkan Kidungan Kiai Semar karya Sunan Kalijaga untuk mengawali acara ritual selamatan 1 Suro.
Diketahui, Kidungan Kiai Semar ini adalah Singgah – Singgah Kala Singgah, yang diyakini sebagai Kidungan Tolak Bala atau Tolak Sial. Kidungan secara kompak ditirukan seluruh warga yang hadir.
Selanjutnya acara diakhiri dengan do’a bersama yang dipimpin ustadz Bisri dari Bantur Kabupaten Malang kemudian ramah tamah.
Acara ini didukung oleh Pemuda Asih Mring Sesami atau #Mbilenk Squad. Ia berharap pandemi segera sirna. (Kir/Saf)
Comments 2