JAVASATU.COM- Peluncuran dan bedah buku “Reunifikasi Korea: Game Theory” karya Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Dr. Teguh Santosa, di Hall Dewan Pers pada Selasa (18/2/2025), menjadi ajang pertemuan aktivis dan politisi nasional. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting dari berbagai latar belakang, mulai dari politisi, akademisi, hingga insan pers.

Sejumlah tokoh yang hadir antara lain Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng, Direktur Sabang Merauke Circle Syahganda Nainggolan, serta aktivis prodemokrasi Adhie Massardi. Turut hadir Komisaris PT PLN Andi Arief, Staf Khusus Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Abdullah Rasyid, serta pakar komunikasi politik Hendri Satrio. Sementara itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria memberikan sambutan melalui rekaman video.
Dari kalangan pers, hadir Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya, serta sejumlah anggota Dewan Pers lainnya. Pengurus JMSI dari berbagai daerah dan wartawan senior dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) juga turut meramaikan acara ini.
Buku Berbasis Disertasi Akademik
Buku karya Teguh Santosa ini berasal dari disertasinya di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, yang mengkaji reunifikasi Korea dengan keterlibatan multipihak menggunakan pendekatan Game Theory.
Dalam sambutannya, Teguh berbagi pengalaman sejak pertama kali mengunjungi Korea Utara pada 2003, yang membentuk perspektifnya terhadap konflik di Semenanjung Korea.
Ia mengenang pengalamannya di Pyongyang, yang saat itu tampak bersih dan tertata rapi, hingga membuatnya berpikir apakah yang dilihatnya hanya sekadar “The Truman Show Effect” atau kenyataan sesungguhnya. Namun, ia akhirnya menyadari bahwa realitas di Korea Utara lebih kompleks dari apa yang terlihat di permukaan.
Sejak kunjungan pertamanya, Teguh telah belasan kali mengunjungi Korea Utara, dengan perjalanan terakhirnya pada Februari 2023. Ia juga sering mengunjungi Korea Selatan, menambah wawasannya terhadap dinamika di Semenanjung Korea.
Reunifikasi Korea dan Peran Global
Teguh menilai bahwa agenda reunifikasi Korea semakin sulit diwujudkan melihat perkembangan politik global saat ini. Ia juga menantikan bagaimana kebijakan Donald Trump terhadap Korea Utara jika kembali terpilih dalam Pemilu AS mendatang.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menilai buku ini sebagai referensi penting dalam memahami strategi perdamaian Korea.
“Penulis mengombinasikan pendekatan two-level games dan game theory untuk menjelaskan bagaimana aktor-aktor di Semenanjung Korea menentukan langkah mereka,” kata Nezar.
Nezar menekankan bahwa pengalaman Teguh sebagai wartawan membuat buku ini mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Ia juga menyoroti usulan “two-state solution” yang disampaikan Kim Jong Un pada awal 2024, yang menurut Teguh dapat menjadi langkah awal menuju “peaceful co-existence” di antara kedua Korea.
Sementara itu, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menilai buku ini menawarkan perspektif strategis dalam memahami konflik di Semenanjung Korea. Ia bahkan mengusulkan kepada Presiden Prabowo Subianto agar Teguh ditugaskan sebagai wakil pemerintah Indonesia di Korea Utara.
Dengan pendekatan akademik yang kuat serta pengalaman lapangan yang mendalam, buku “Reunifikasi Korea: Game Theory” diharapkan dapat menjadi acuan penting bagi para pengambil kebijakan, akademisi, serta masyarakat umum dalam memahami konflik dan prospek perdamaian di Semenanjung Korea. (Saf)