JAVASATU.COM-MALANG- Pemerintah Desa (Pemdes) Senggreng Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang semakin dilirik dari berbagai pihak, itu karena keberhasilannya dalam berbagai hal. Mulai dari inovasi Pecel Tempe Mendoan (pelayanan administrasi kependudukan dengan cara door to door), hingga menorehkan prestasi terbaik, dengan merebut juara 1 seJatim tentang video kreatif pelayanan KB.

Atas usaha kerasnya itu, Bupati Malang memberikan hadiah 1 unit sepeda motor, sementara Gubernur Jatim juga memberikan piagam penghargaan. Tidak cukup sampai disitu, keberhasilan Desa Senggreng juga mendapat apresiasi dari Dirjen Dukcapil.
Dan keberuntungan itu berjalan hingga hari ini, Desa Senggreng yang di nahkodai Rendyta Witrayani Setyawan, kembali mendapat dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank BRI berupa, 300 bibit pohon produktif.
Kemudian bantuan bibit pohon itu akan ditanam di embung seluas 6.000 meter persegi, yang terletak di Dusun Ngrancah desa setempat. Dan di tempat itu pula rencana besar akan diwujudkan, dengan membangun taman wisata edukasi.
Lahan seluas 6.000 meter persegi tersebut sejatinya berada dalam kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Malang. Sementara Pemdes Senggreng diberi keleluasaan untuk mengelola lahan tersebut.
Kades menyebut, untuk merubah lahan tersebut menjadi sebuah taman edukasi, biaya yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp 150 juta. Sedang dalam pelaksanaannya nanti, akan dilakukan secara bertahap.
“Tentu akan dilakukan secara bertahap. Kalau konsepnya, yakni Taman Edukasi Lemon. Karena memang yang ditanam nanti adalah buah Lemon,” ujar wanita yang akrab disapa Dita ini, Rabu (7/9/2022).
Adapun tanaman yang diterima Pemdes Senggreng meliputi bibit lemon dan alpukat.
“Rencananya mengedukasi soal Lemon, terkait berbagai kebutuhan dan pemanfaatannya. Baik anak-anak maupun kalangan dewasa,” terang Dita.
Alasan dipilihnya Lemon dalam konsep tersebut, selain mudah cara tanamnya, hasilnya juga cepat dirasakan. Jadi konsep yang diusung dalam Taman Edukasi juga dapat segera berjalan.
“Tanaman lemon itu bisa dipanen dalam waktu sekitar 5 bulan. Jadi konsep edukasinya, terutama untuk anak-anak bisa segera berjalan,” jelas Dita.
Selain edukasi tentang penanaman buah lemon, dirinya juga memproyeksikan bahwa hasil lemon yang dipanen juga dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan ekonomi. Yakni dengan menggelar pelatihan tentang pemanfaatan buah lemon.
“Jadi selain untuk minuman lemon, juga ada serbuk lemon. Lalu melihat trend saat ini, lemon juga bisa dimanfaatkan untuk diet atau juga water infused. Jadi kan bisa menggerakkan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” terang Dita.
Ke depannya, taman edukasi tersebut akan dikonsep sedemikian rupa untuk bisa menjadi salah satu pusat aktivitas masyarakat Desa Senggreng. Rencananya, selain area tanaman, juga akan dibangun sebuah joging track.
“Masih berproses tahap demi tahap. Nanti akan kami aliri listrik dan juga membangun joging track. Kami perkirakan untuk operasional, akan membutuhkan biaya hingga Rp 2,5 juta per bulan,” pungkas Dita. (Agb/Saf)