JAVASATU.COM- Di usianya yang baru 10 tahun, pelukis cilik asal Gresik, Aisyah Hilya Darmawan, sukses menggelar pameran tunggal bertajuk “The Colour of Journey” di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya, pada 25-30 Oktober 2025.

Pameran yang menampilkan 15 karya lukisan cat akrilik dan campuran cat minyak ini menarik perhatian pengunjung karena seluruh karya Aisyah bertema laut, biota laut, dan ancaman sampah terhadap ekosistemnya.
Meski tinggal di daerah yang jauh dari laut, Aisyah mengaku terinspirasi dari pengalamannya saat diajak ibunya berkunjung ke pantai. Dari sana, ia mulai tertarik melukis keindahan laut dan sekaligus menyuarakan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.
“Beberapa kali saya diajak ibu ke laut, melihat biota dan juga nelayan mencari ikan. Tapi saya juga melihat banyak sampah yang mengganggu kehidupan laut,” ujar Aisyah saat ditemui di sela pameran, didampingi ibunya, Alis Indah Suciati, Minggu (25/10/2025).
Aisyah saat ini duduk di kelas V SD Al Islam Muhammadiyah Morowudi, Kecamatan Cerme, Gresik. Ia mulai belajar melukis di Sanggar Daun Gresik sejak Februari 2025. Dalam waktu hanya delapan bulan, Aisyah berhasil menghasilkan puluhan karya dan kini menggelar pameran tunggal perdananya.
Melalui karya-karyanya, Aisyah berharap masyarakat lebih peduli terhadap laut dan tidak membuang sampah sembarangan.
“Saya ingin laut tetap biru dan ikan-ikan tidak mati karena sampah,” ucapnya polos.
Kurator seni rupa anak dan pendiri Sanggar Daun, Arik S. Wartono, menyebut Aisyah sebagai salah satu murid paling produktif dan berbakat.
“Baru delapan bulan bergabung di sanggar, Aisyah sudah menghasilkan puluhan karya dengan warna yang ekspresif. Ini menunjukkan semangat dan imajinasinya sangat kuat,” ungkap Arik.
Pameran “The Colour of Journey” menjadi bagian dari upaya Sanggar Daun mendorong ekspresi seni anak sekaligus menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini. Setiap lukisan Aisyah menggambarkan laut biru, ikan, dan karang, namun selalu diselipkan simbol sampah plastik sebagai kritik visual terhadap pencemaran laut.
Arik menambahkan, pameran ini menjadi bukti bahwa anak-anak mampu menyuarakan pesan besar melalui bahasa visual.
“Aisyah membuktikan bahwa seni bisa menjadi media edukatif. Lewat warna-warna cerahnya, dia mengajak kita menjaga laut,” katanya. (sir/arf)