JAVASATU.COM-GRSIK- Pemerintah Kabupaten Gresik mulai mensosialisasikan rencana pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Sukodono, Kecamatan Panceng. Fasilitas ini ditargetkan mampu mengelola hingga 150 ton sampah per hari dari wilayah Gresik bagian utara.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Gresik, dr. Asluchul Alif, menegaskan bahwa proyek TPST bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan bagian dari solusi menyeluruh terhadap persoalan sampah.
“TPST ini bukan tempat penimbunan sampah, melainkan pusat pengelolaan. Sampah akan diolah menjadi berbagai produk seperti Refuse Derived Fuel (RDF) dan lainnya,” ujar Alif dalam sosialisasi yang digelar Kamis (29/5/2025).
TPST Sukodono dirancang untuk melayani wilayah utara Gresik, termasuk Kecamatan Panceng, Sidayu, dan Ujungpangkah. Pemkab juga berkomitmen memperkuat sistem pengelolaan berbasis desa melalui penambahan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R).
“Saya tidak ingin ada yang tertawa sendiri atau menangis sendiri. Semua harus merasa dilibatkan dan diuntungkan,” ucap Alif, yang hadir bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik, Camat Panceng, serta jajaran Forkopimcam.
Kepala DLH Gresik, Sri Subaidah, menyatakan bahwa proses pembangunan akan dilakukan secara partisipatif dan tidak terburu-buru. Menurutnya, pendekatan ini penting agar manfaat TPST benar-benar dirasakan masyarakat.
“Sosialisasi ini penting agar masyarakat memahami dan mendukung. Saat ini Gresik memiliki dua TPST, di Ngipik untuk wilayah tengah dan di Belahanrejo untuk wilayah selatan. TPST di utara akan melengkapi sistem zonasi pengelolaan sampah di Gresik,” jelas Sri.
Dengan hadirnya tiga TPST di zona tengah, selatan, dan utara, Pemkab Gresik optimistis persoalan sampah dapat ditangani lebih efektif dan berkelanjutan. (Bas/Nuh)