Javasatu,Malang- Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang terus memantau aktivitas pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.
Menurut BMKG, pertemuan lempeng itu pemicu terjadinya gempa bumi. Bahkan, rekaman gempa di update setiap sepekan.
“Kami akan terus memantau aktivitas lempeng itu untuk kami analisa dan kami sampaikan ke publik” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri, Minggu (28/2/2021).
Menurutnya, pada periode 19-25 Februari 2021 di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya telah terjadi 11 kali kejadian gempa bumi.
“Gempa bumi dangkal tercatat ada 8 kali kejadian. Gempa bumi menengah tercatat ada 3 kejadian. Alhamdulillah dal catatan kqmi gempa bumi dalam tidak” jelasnya.
Ia menambahkan, dari total kejadian itu, hanya 1 kejadian gempa bumi dirasakan III MMI di Pacitan, Jawa Timur dan II MMI di
Bantul dan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Magnitudo terbesar pada periode ini adalah 4,6 SR dan magnitudo terkecil yaitu 2,1 SR” urai dia.
Ia menandaskan, kejadian gempa bumi tersebut sebagian besar terjadi di Selatan Pulau Jawa sebagai akibat dari subduksi pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan lempeng Eurasia serta adanya aktivitas patahan. (Kur/Saf)
Comments 4