JAVASATU-MALANG- Agus Suyitno (61) atau yang akrab dipanggil ‘Pak Kancil’ yang viral di media sosial sebagai penghadang sekaligus penyelamat pemotor yang hendak menerobos lintasan kereta api. Saat ini kebingungan karena banyak media yang menyangkut pautkan penghasilannya.
![](https://javasatu.com/wp-content/uploads/2021/12/WhatsApp-Image-2021-12-13-at-09.50.06.jpeg)
Pada hal dirinya secara ikhlas meskipun tanpa diberi apapun, Pak Kancil rela membantu orang lain agar selamat ketika pengguna jalan melewati lintasan kereta api yang tanpa palang pintu itu, tepatnya berada di Jalan Kuncoro Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang.
Pak Kancil orang yang lugu itu beberapa kali memang sering didatangi para kuli tinta yang tertarik akan aksi heroiknya itu. Namun dia tidak tahu akan viral seperti itu. Pak Kancil siap membantu siapa saja agar selamat, karena diketahui lintasan kereta api itu acap kali menelan korban jiwa.
Dibalik berita kehebatannya menyelamatkan orang lain Pak Kancil secara pribadi tidak mau disangkut pautkan tentang jerih payahnya terutama pengasilanya untuk diketahui orang.
“Saya ini sudah biasa membantu orang, saya merasa terpanggil jika ada orang yang membutuhkan bantuan saya. Lha kalau menjaga perlintasan itu sudah biasa. Walaupun tidak ada gajinya.” kata Pak Kancil.
![](https://javasatu.com/wp-content/uploads/2021/12/WhatsApp-Image-2021-12-13-at-09.50.05.jpeg)
Terpisah Kepala Desa Samgigede Samudji menjelaskan perihal viralnya penjaga palang pintu dan bentuk kepeduliannya terhadap Pak Kancil yang mempunyai jiwa sosial tinggi itu.
“Itu lho mas saya bingung katanya Pak Kancil di gaji Rp 5000 per harinya. Padahal kami (pemdes) hanya memberikan bentuk perhatian ke Pak Kancil bukan memberi gaji. Beda lho gaji pengertiannya sama bentuk perhatian itu,”jelas Samudji.
Lebih lanjut Sarmuji menjelaskan, banyak bentuk apresiasi pemdes yang diberikan untuk Pak Kancil.
“Sebetulnya tidak ada anggaran untuk Pak Kancil, namun saya selaku Kepala Desa merasa peduli dengan yang diperbuatnya. Jadi kami hanya memberikan jasa pengertian saja,” lanjut Samudji.
“Saya tidak bisa memberikan lebih, karena penggunaan anggaran semua ada aturannya. Nah selain itu dia juga kami berikan bedak (toko) secara cuma-cuma. Kalau disewakan lumayan harganya. Dan kalau ada kegitan desa yang sifatnya ada uang lelahnya, dia selalu kami libatkan.” ujar Samudji.
Baca Kliktimes.com: Ottawa Perkuat Rantai Pasokan karena Bencana Banjir
Dalam hal ini Samudji ingin meluruskan berita yang menyangkut pautkan gaji Pak Kancil, agar tidak salah pengertian.
“Kalau dihitung-hitung pengasilan Pak Kancil lebih dari cukup kok mas,”tukas Samudji. (Agb/Saf)