Javasatu,Malang- Gerakan sosial yang digagas oleh Dian Ayu Antika Hapsari dan Shella Shabila Alamri, Food Sharing Indonesia (FSI) saat ini tidak hanya menyasar makanan dan santunan bagi para dhuafa, fakir, miskin, anak yatim, lansia dan anak terlantar saja. Namun juga sudah mulai menyasar kepada selain makanan, sandal dan open donasi untuk pondok tahfiz Quran.
Salah satu founder FSI, Shella mengatakan, sandal dipilih karena dia melihat fakta, ketika membagikan makanan di jalan ternyata masih banyak orang yang tidak memakai sandal yang layak. Bahkan tidak jarang mereka bertelanjang kaki.
“Ada mbah-mbah yang kasihan. Menggunakan sandal dari bekas botol air mineral,” beber Shella, Senin (19/10/2020).
Guru Bahasa Inggris di salah satu lembaga pendidikan ini menjelaskan, tidak hanya itu, dia pun kerap melihat rumah ibadah atau masjid dengan kondisi sandal yang kurang. Baik dari segi jumlah ataupun kelayakan.
“Setidaknya dengan sedekah sandal memudahkan orang lain untuk beribadah,” kata Shella.
Tidak hanya itu, program yang saat ini tengah berjalan adalah sedekah untuk pondok pesantren Tahfiz Quran. Pondok pesantren ini berlokasi di Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.
Menuju ponpes, harus melalui jalan yang cukup lama dan panjang. Lama perjalanan hampir tiga jam dari pusat Kota Malang. Melewati hutan dan jalanan bertebing. Saat ini, Ponpes Hafalan Al Quran Ar Rosyidin itu tengah dalam proses pembangunan. Membutuhkan bantuan dana bagi para penghafal Al Quran yang berasal dari kawasan Jawa Timur.
“Saat ini membangun untuk yang putra. Karena belum ada kamar bagi para santri, terpaksa mereka tidur di satu ruangan yang disulap menjadi kamar bersama,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia bercerita, saat dia dan Tika menuju ke ponpes, mereka melewati tempat-tempat yang cukup gersang. Rupanya Sumberoto adalah salah satu desa yang menjadi langganan kekeringan setiap tahun. Sumber air jauh dan tidak akan keluar ketika musim kemarau.
kalaupun ada air tidak akan mampu untuk mencukupi kebutuhan para warga. Untuk mencukupi kebutuhan warga, mereka terpaksa membeli air bersih yang dijual Rp 50 ribu untuk satu tangki kubus.
“Kami sempat bertemu dengan kepala desa setempat. Pak Budi bercerita memang di desa mereka selalu mengalami kekeringan. Bahkan sudah menjadi langganan. Desa sudah melakukan berbagai macam upaya. Salah satunya pengeboran tanah. Namun karena konturnya tanah kapur sehingga walau di bor di kedalaman lebih dari 10 meter pun tidak keluar airnya,” tegasnya.
Maka dari itu, FSI melakukan penggalangan dana untuk sedekah air. Tujuannya untuk membantu warga di masa kemarau.
“Mungkin jika ada yang tergerak membantu untuk berdonasi di rekening BCA dengan nomor 3312240774 atas nama Shella Sabillah Alamri dan konfirmasi ke nomor 082318387560. Misal ada pihak lain yang berkenan untuk membantu dalam bentuk lain, misalkan tangki air, sangat kami persilakan,” kata Tika, salah satu founder FSI.
Lebih lanjut, staf Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang ini menjelaskan, bagi para donatur boleh berdonasi dalam bentuk apapun. Mulai dari sandal untuk sedekah sandal atau material bangunan untuk pembangunan pondok tahfiz.
“Donasi dalam bentuk apapun kami terima,” tegas perempuan yang juga berprofesi jadi MC tersebut. (Ayu)