Jaring Informasi Jatim- Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Emil Elestianto Dardak bersama Satgas Covid-19 menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) terkait kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) jelang Ramadhan dan Idul Fitri (mudik lebaran).
Wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak mengatakan, yang perlu diwaspadai adalah jalur darat, lantaran jalur itu sulit dipantau.
Artinya ada beberapa risiko yang akan dihadapi yaitu tes PCR backloc. Waktu karantina lama dan tempat karantina sangat terbatas.
“Jadi ada dua langkah, menambah karantina dan menambah fasilitas testing. Karena semakin cepat testing berjalan, semakin efisien di dalam karantina tersebut,” katanya.
Terkait pembentukan satgas karantina Covid-19 ini, Wagub akan koordinasi dengan beberapa pihak mengenai penggunaan sistem yang akan dijalankan di Jawa Timur.
Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo, mengatakan, dukungan Provinsi Jatim dalam upaya untuk lebih mempersiapkan satgas karantina menghadapi kepulangan PMI dan juga pekerja migran dari sejumlah negara, karena di beberapa negara terutama Eropa, Amerika, Asia, dan Timur Tengah peningkatan kasus yang cukup signifikan.
Namun di Jatim, katanya, kasus Covid-19 mengalami penurunan yang luar biasa.
“Alhamdulillah hari ini, Jatim yang biasanya menduduki peringkat pertama kasus harian dan kasus aktif termasuk kasus kematian sudah mengalami penurunan luar biasa,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, kondisi tersebut tidak akan bisa bertahan apabila tidak diikuti dengan upaya dan kerja keras yakni dengan menerapkan aturan protokol kesehatan termasuk 3T, namun ada hal yang masih belum optimal yakni angka kematian di jatim masih cukup tinggi.
Dewi Nur Aisyah selaku juru bicara (jubir) satgas Covid-19 memaparkan beberapa data terbaru terkait perkembangan Covid-19 di Jawa Timur. Jumlah kasus aktif berjumlah 1.933 atau sekitar 1,39 persen jauh dibawah angka rata-rata nasional dan dunia, untuk angka kesembuhan sudah menembus lebih dari 90 persen dan angka kematian berada pada 7,11 persen lebih tinggi daripada angka rata-rata nasional dan dunia. (*)