email: javasatu888@gmail.com
  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI
Javasatu.com
Kamis, 23 Oktober 2025
No Result
View All Result
Javasatu.com
No Result
View All Result

Dungo Dinungo

[Esai]

by Redaksi Javasatu
15 September 2023
(Foto: Istimewa)

Dungo Dinungo

Oleh: Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES – Lelaku Sanggar Among Jitun

Salah satu kebiasaan sederhana yang dilakukan di Sanggar Budaya Among Jitun adalah Dungo Dinungo. Yang artinya adalah saling mendoakan (kebaikan, kemulian & keluhuran) bagi siapapun juga. Baik kepada orang-orang yang telah berbuat baik, maupun kepada orang-orang yang telah berbuat ketidak-baikan. Jadi, hukumnya bukan salah dan benar. Tetapi baik dan tidak baik. Kepada semuanya, tetap didoakan agar mendapatkan kebaikan, kemuliaan dan keluhuran. Karena memang sejatinya tidak ada satupun peristiwa/ kejadian apapun di alam semesta ini, yang bisa terjadi tanpa Kuasa & izin dari Tuhan Yang Maha Esa. Baik atau tidak baik, sumbernya pasti berasal dari Kuasa & Izin Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Esa).

Dengan pemahaman Dungo Dinungo, maka sebenarnya kita sudah mampu melampaui sikap memaafkan orang lain, yang sekaligus juga mampu memaafkan diri sendiri. Memaafkan orang lain itu mudah, yang lebih sulit itu adalah memaafkan diri sendiri. Orang bisa berkata bahwa dirinya sudah memaafkan orang lain. Tetapi jika masih menyimpan dendam dan kebencian di dalam hatinya, maka sebenarnya dirinya belum mampu untuk memaafkan diri sendiri. Meskipun dirinya sudah memaafkan orang lain, tetapi jika tidak mampu memaafkan dirinya sendiri, maka pasti menjadi sulit untuk melakukan Ajaran Dungo Dinungo. Sulit untuk mau mendoakan kebaikan, kemuliaan dan keluhuran bagi orang lain. Itulah kenapa ketika seseorang mampu menerapkan Ajaran Dungo Dinungo, pasti lebih mudah mendapatkan pencerahan dan kebijaksanaan.

Siapa yang tidak pernah berbuat salah? setiap manusia hidup, pasti pernah melakukan kesalahan. Siapa yang hidupnya selalu benar? tidak ada. Hal yang sangat wajar, jika seseorang lebih mudah melihat dan mengkoreksi kesalahan orang lain. Serta lebih sulit untuk melihat dan mengkoreksi kesalahan diri sendiri. Begitu juga sebaliknya, lebih mudah merasa dirinya sendiri benar, daripada berani mengakui kebenaran yang ada pada diri orang lain. Itulah kenapa Tradisi Dungo Dinungo menjadi sebuah wahana peleburan untuk lebih mudah memaafkan kesalahan orang lain, sekaligus mengapresiasi kebenaran yang ada pada diri orang lain. Serta sekaligus berani mengakui kesalahan dan melakukan koreksi kepada diri sendiri. Berkontemplasi. Mengasah Olah Rasa dan Olah Bathin, sekaligus menggosok Olah Jiwa. Melebur dalam Tradisi Dungo Dinungo.

Pada ranah kepemimpinan, Tradisi Dungo Dinungo dilakukan untuk saling mendoakan antara pemimpin dan rakyat yang dipimpinnya, ketika hendak Lengser Keprabon. Seperti yang sudah diketahui bersama, bahwa setiap kepemimpinan pasti ada awal dan ada akhirnya. Hukum alam. Pergantian. Maka, dengan mentradisikan Dungo Dinungo pada ranah kepemimpinan, kita hendak membangun budaya luhur perihal kesantunan sosial dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Mengerti dan memahami, bahwa setiap kepemimpinan pasti ada hal-hal baik dan sekaligus hal-hal tidak baik. Hal-hal yang baik harus diapresiasi, sedangkan hal-hal yang tidak baik harus diperbaiki bersama-sama. Tidak ada tradisi saling menyalahkan. Tidak ada tradisi saling menyimpan dendam dan kebencian. Yang ada adalah Tradisi Dungo Dinungo, yaitu Tradisi Saling Mendoakan untuk Kebaikan, Kemuliaan dan Keluhuran bagi semuanya.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, kita semuanya mampu memaknai bahwa kepemimpinan bukan hanya soal perebutan kekuasaan atau pergantian kekuasaan belaka. Tetapi di dalam kepemimpinan ada dimensi etika, kemuliaan, keluhuran dan ajaran yang agung berdimensi Ketuhanan Yang Maha Esa. Kepemimpinan bukan perihal menang-menangan atau siapa yang dikalahkan dan siapa yang memenangkan. Maka, setiap pergantian kepemimpinan bisa dilakukan dengan cara-cara yang penuh kebaikan, kemuliaan, keluhuran dan keagungan yang sakral. Inilah yang dinamakan dengan Tradisi Lengser Keprabon.

Oleh karena itu, Lengser Keprabon juga bisa dimaknai ketika Pemimpin dan rakyat mampu bersatu dalam Tradisi Dungo Dinungo. Saling mendoakan. Melampui saling memaafkan, yang menuju puncak pencerahan keagungan kesadaran atas Kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa seorang pemimpin, bisa terpilih menjadi seorang pemimpin karena dipilih oleh rakyatnya, serta atas Restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka, ketika seorang pemimpin sudah menyelesaikan masa dharma bhaktinya, apapun proses dan hasil yang sudah dilaluinya, haruslah mendapatkan apresiasi dari rakyat yang telah memilihnya. Bahwa setiap pemimpin pastilah ada kekurangan dan kelebihan, itu adalah kewajaran Hukum Alam (Manusiawi). Bukankah kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa?.

Secara De Yure, jabatan Wali kota dan Wakil Wali kota Malang akan berakhir pada tanggal 24 September 2023. Namun dalam hitungan Hari Among Jitun, Tradisi Dungo Dinungo sebaiknya dilakukan pada Hari Jumat tanggal 22 September 2023, pukul 14.00 – 16.00 WIB. Maka, disatukanlah inisiatif bersama untuk mendatangi Balaikota Malang pada hari Jumat tanggal 22 September 2023, pukul 14.00 WIB, untuk langsung bersilaturahmi dan Dungo Dinungo bersama Wali kota dan Wakil Wali kota Malang. Mentradisikan Lengser Keprabon di Balai kota Malang. Mentradisikan rakyat menjemput pemimpinnya (Wali kota & Wakil Wali kota Malang) untuk Dungo Dinungo dan Lengser Keprabon. Membawa niat baik, saling memaafkan, menanamkan keluhuran, menyebarkan kemuliaan dan Dungo Dinungo. Alangkah bergetarnya hati dan jiwa ini, ketika kita menyaksikan Para Pemimpin dan Rakyatnya saling bersatu, saling memaafkan, saling mendoakan, saling mengapresiasi dan saling berterima kasih. Tidak ada yang menyimpan dendam, tidak ada yang menyebarkan kebencian. Semuanya larut dalam keluhuran, kemuliaan dan keagungan kesadaran: Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semuanya berasal dari satu sumber: Tuhan Yang Maha Esa.

BacaJuga :

Akademisi Soroti Gantangan Malang Satu Titik Mangkrak: “Potensi Besar, Tata Kelola Lemah”

Mangkrak Setahun, Wisata Gantangan Malang Satu Titik Terancam Jadi Aset Mati Pemkot

Siapa saja yang boleh ikut hadir dalam Tradisi Dungo Dinungo pada hari Jumat tanggal 22 September 2023, pukul 14.00 WIB di Balai kota Malang? Siapa pun boleh ikut hadir langsung, tanpa syarat apapun.

Mari, kita hadir langsung di Balaikota Malang pada hari Jumat tanggal 22 September 2023, pukul 14.00 WIB. Mentradisikan Dungo Dinungo dan Lengser Keprabon di Kota Malang. Kota Malang Luhur, Kota Malang Mulia, Kota Malang Agung. Guyub rukun, damai, aman, tentram dan sejahtera. Saling menghormati, saling mengapresiasi dan saling mendoakan. Begitu indahnya…(*)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
Tags: Sam WES

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

BERITA TERBARU

Hari Santri 2025, Khofifah Tegaskan Santri Harus Melek STEM dan Siap Bersaing Global

Akademisi Soroti Gantangan Malang Satu Titik Mangkrak: “Potensi Besar, Tata Kelola Lemah”

ADVERTISEMENT

Mangkrak Setahun, Wisata Gantangan Malang Satu Titik Terancam Jadi Aset Mati Pemkot

Publik Yakin BGN Makin Fokus Perbaiki Kualitas Program Makan Bergizi Gratis

Wali Kota Batu Ajak Santri Kawal Kemerdekaan dan Bangun Peradaban Dunia

Prev Next

POPULER HARI INI

Dapur SPPG Yayasan Batik Tulis Celaket Malang, Siapkan Sajian Menu ala “Sultan”

Panen Raya 20 Ton Kubis, Lapas Kelas I Malang Siap Ekspor ke Taiwan

Peranan Santri dalam Janji Sumpah Pemuda

Kicaumania Kota Malang Desak Pemkot Buka Kembali Wisata Gantangan Malang Satu Titik

Akademisi Soroti Gantangan Malang Satu Titik Mangkrak: “Potensi Besar, Tata Kelola Lemah”

BERITA LAINNYA

Publik Yakin BGN Makin Fokus Perbaiki Kualitas Program Makan Bergizi Gratis

Sinergi BPJS Kesehatan dan PPAD Perkuat Literasi JKN bagi Purnawirawan TNI AD

Disnaker Kabupaten Pasuruan Hadirkan Pelatihan Kerja Hingga Pelosok Desa

Pengamat Puji Terobosan Korlantas Polri: Bukti Nyata Transformasi Pelayanan Publik Era Prabowo

Pengamat Nilai Setahun Pemerintahan Prabowo: Program SR, Kopdeskel dan MBG Berdampak Nyata untuk Rakyat

Prev Next

BERITA KHUSUS

DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Sanusi Sepakat Perkuat Tata Kelola Daerah

RSUD Gresik Sehati Resmi Dibuka, Percepat Akses Layanan Kesehatan di Gresik Selatan

Prev Next

POPULER MINGGU INI

Dapur SPPG Yayasan Batik Tulis Celaket Malang, Siapkan Sajian Menu ala “Sultan”

Panen Raya 20 Ton Kubis, Lapas Kelas I Malang Siap Ekspor ke Taiwan

Umpatan “Ndasmu” Menurut Rasa Bahasa Jawa

Peranan Santri dalam Janji Sumpah Pemuda

Fatayat NU Dukun Meriahkan Hari Santri Nasional 2025 dengan Senam dan Jalan Santai

  • Tentang Javasatu
  • Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Siber
  • Kode Perilaku Perusahaan
  • Perlindungan Wartawan

© 2025 Javasatu. All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Beranda
  • PENDIDIKAN
  • KESEHATAN
  • EKONOMI
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • HUKUM
  • OLAHRAGA
  • WISATA & KULINER
  • ESAI

© 2025 Javasatu. All Right Reserved