JAVASATU.COM–MALANG– Ratusan jamaah haji dan umrah dari berbagai angkatan memadati Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Ahad pagi (20/4/2025), dalam suasana yang akrab dan penuh kehangatan. Mereka hadir dalam rangka Halal Bihalal Perharsia 2025, sebuah agenda tahunan yang telah menjadi tradisi bagi komunitas besar alumni jamaah KBIHU RS Islam Aisyiyah Malang.
Tahun ini, acara mengangkat tema “Istiqomah Beramal Shalih Pasca Ramadhan dan Kunci-kunci Surga yang Terbuang”. Selain menjadi ajang silaturahmi, kegiatan ini juga sarat dengan pesan spiritual dan sosial, serta menjadi media penguatan nilai-nilai kebersamaan yang telah terbentuk sejak masa manasik haji.

Perharsia: Persaudaraan yang Terstruktur Sejak 1993
Perharsia bukan sekadar kumpulan alumni haji dan umrah. Ia adalah sebuah komunitas spiritual yang telah eksis sejak tahun 1993, dibentuk melalui bimbingan KBIHU RS Islam Aisyiyah. Struktur organisasinya unik—setiap angkatan memiliki kepengurusan tersendiri, dengan ketua yang bertanggung jawab atas kegiatan angkatannya.
Imam Supeno, Ketua Umum Perharsia, menuturkan bahwa kekompakan jamaah telah terbangun bahkan sebelum berangkat haji. Menurutnya, momen-momen dalam kegiatan manasik—baik materi maupun interaksi antarjamaah—telah menciptakan ikatan yang kuat dan berkelanjutan.
Persaudaraan ini tak berhenti setelah pulang dari Tanah Suci, melainkan terus dirawat melalui berbagai kegiatan tahunan, seperti pertemuan kelompok, pertemuan angkatan, hingga acara halal bihalal.
Ia juga menyebut bahwa tiap kelompok dalam Perharsia punya kreativitas masing-masing. Ada yang rutin mengadakan acara sosial, bahkan membentuk warung gratis sebagai ladang amal jamaah.
Tak hanya itu, Perharsia juga mengelola pondok di kawasan Mondoroko, serta koperasi jamaah sebagai bentuk kemandirian ekonomi dan sosial.
“Inilah bentuk nyata bahwa persaudaraan kami tidak hanya sekadar nostalgia haji, tapi berlanjut dalam kerja-kerja nyata,” tuturnya.

Dari Sumur Bor hingga Mushola: Kontribusi Nyata Perharsia P-31
Salah satu contoh konkret kontribusi sosial dari anggota Perharsia terlihat dari inisiatif Angkatan ke-31. Melalui semangat gotong royong dan rasa kepedulian, mereka berhasil merealisasikan pembangunan sumur bor, lengkap dengan pipanisasi, kamar mandi, tandon air, dan mushola di daerah Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang—wilayah yang dikenal rawan kekeringan.
Yanu Dwi Riyawan, Wakil Ketua I Perharsia P-31, bercerita bahwa ide ini bermula saat ia dan rekan-rekannya mendapatkan informasi tentang adanya peluang sedekah air di daerah yang membutuhkan.
Setelah berdiskusi dengan jamaah P-31, mereka sepakat memulai penggalangan dana. Target awalnya hanya sumur senilai 25 juta rupiah, namun antusiasme jamaah membuat proyek ini berkembang menjadi fasilitas lengkap yang menelan biaya hampir 80 juta.

Lebih membanggakan lagi, warga sekitar pun ikut termotivasi. Mereka secara sukarela menggalang dana mandiri sebesar Rp400 ribu per kepala keluarga untuk penyambungan air bersih ke rumah mereka. “Awalnya hanya rencana 50 sambungan rumah, tapi ternyata warga menambah jadi 55 titik. Ini jadi bukti bahwa kebaikan itu menular,” ujar Yanu dengan antusias.
Yanu berharap, proyek semacam ini bisa dilanjutkan oleh angkatan-angkatan berikutnya. Wilayah seperti Lawang dan Singosari disebut berpotensi menjadi lokasi kegiatan serupa.
TCU dan KBIHU RSI Aisyiyah Siapkan 300 Jamaah Haji Tahun Ini
Di sisi lain, acara ini juga menjadi ruang edukasi dan inspirasi bagi calon jamaah haji tahun 2025–2026. Menurut Bahtiar Effendi, Ketua KBIHU RS Islam Aisyiyah, momen halal bihalal semacam ini dapat menanamkan semangat kebersamaan dan keistiqomahan kepada para calon jamaah sejak awal.
Bahtiar menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada pembinaan ritual ibadah, tapi juga mempersiapkan aspek istitha’ah, baik fisik maupun keilmuan. Ia menekankan pentingnya menjaga kesehatan sebagai bekal ibadah, mengingat haji adalah ibadah fisik yang menuntut stamina. Pembinaan dilakukan sejak jauh hari sebelum keberangkatan agar calon jamaah siap secara optimal.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa istitha’ah keilmuan juga menjadi prioritas. KBIHU Aisyiyah mendorong calon jamaah agar benar-benar memahami tata cara ibadah haji secara mendalam, bukan sekadar ikut-ikutan.
“Kami ingin mereka menghayati, bukan hanya menjalani. Tujuannya agar pengalaman spiritual mereka berdampak dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi pribadi yang berubah ke arah lebih baik setelah haji,” ujarnya.
Tahun ini, jumlah calon jamaah haji yang tergabung dalam bimbingan KBIHU RSI Aisyiyah mendekati 300 orang. Angka ini berasal dari daftar resmi 285 orang, ditambah cadangan yang masih memungkinkan bertambah. “Kami terus ikuti perkembangan. Semangat para jamaah luar biasa,” tutup Bahtiar.
Halal bihalal Perharsia Angkatan ke-31 tahun 2025 membuktikan bahwa ibadah haji tidak berhenti di Makkah atau Madinah. Nilai-nilai spiritualnya terus tumbuh dan berkembang lewat aktivitas sosial, dakwah, serta kontribusi nyata di tengah masyarakat.
Dengan struktur organisasi yang rapi, semangat gotong royong yang kuat, serta kepedulian terhadap sesama, Perharsia tampil sebagai model komunitas jamaah yang tak hanya berkumpul untuk mengenang, tapi juga terus bergerak dan memberi makna. (Jup)