Javasatu,Surabaya- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Kadinkes Jatim), dr Herlin Ferliana menyebutkan bahwa Bed Occupancy Rate (BOR) beberapa Rumah Sakit di Bangkalan dan Surabaya ada yang nilainya diatas 80%. Kamis (24/6/2021).

dr Herlin Ferliana menjelaskan bahwa lonjakan persentase BOR sendiri tidak lepas dadi semakin meledaknya angka Covid-19 di beberapa wilayah termasuk Surabaya dan Bangkalan.
“Jadi seperti yang kita ketahui bersama, memang ada peningkatan kasus covid yang cukup cepat dibanding sebelum lebaran. Sehingga dengan kasus positif covid yang begitu banyak ini dan banyak juga yang ada keluhan sehingga rumah sakit sudah mulai kelihatan dampaknya,” ujar dr Herlin.
Lebih lanjut, dr Herlin memaparkan BOR atau tingkat keterisian rumah sakit tersebut mengalami dampak yang luar biasa. Ia mengatakan jika meningkatnya angka tersebut tidak hanya di ruang isolasi saja namun juga ICU.
“Baik itu ICU rumah sakit atau tempat isolasi baik di Kabupaten Bangkalan maupun di Kota Surabaya BOR-nya sudah diatas 60% bahkan sudah ada yang diatas 80%,” terangnya.
Baca artikel lain:
-
Seluruh Pasien Covid Varian Delta India di RSLI Dinyatakan Sembuh – Nusadaily.com
-
Pemkot Malang Targetkan Vaksinasi ke 180 Ribu Warga Selesai Juli 2021 – Nusadaily.com
-
Kasus Covid-19 di Kota Malang Naik, Pemkot Malang Ajukan Perpanjangan Safe House – Nusadaily.com
-
Bank Sampah Makassar Kumpulkan 374 Kilogram dari Pasar – Nusadaily.com
-
Kisah Anak Mendiang Debitur Bukopin, Nanggung Bunga dan Denda Rp3 M dari Hutang Rp1,3 M – Nusadaily.com
Hal tersebut merupakan peringatan bagi Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten atau Kota. Jika angka BOR atau keterisian rumah sakit sudah diatas 60%, maka di wilayah tersebut diharuskan ada penambahan sehingga angka tinggi tersebut bisa ditekan.
“Apabila BOR 80% berarti kita sudah harus menambah sekitar 40%. Untuk itu seperti yang sudah disampaikan sebelumnya oleh Gubernur, Pangdam, dan Kapolda maka Jatim selain RS lapangan di Jl Indrapura maka ada RS lapangan dan karantina yg akan didirikan di BPWS,” tambah dr Herlin.
Ia berharap kedepan angka tingginya BOR di Jawa Timur dapat segera teratasi dengan upaya-upaya yang telah dilakukan Pemprov maupun Pemerintah Daerah di Jawa Timur lainnya. (Jar/lna)-(Nd/Js/Saf)
Comments 2