JAVASATU.COM-MALANG- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang merencanakan tahun ini akan segera membangun tempat pengolahan produksi garam. Ada lima titik di sekitar pesisir pantai selatan yang akan segera direalisasikan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring menjelaskan, negara kita sangat luas itu pun juga dikelilingi oleh lautan, tapi kenapa garam masih saja impor.
“Setelah kita jadikan garam, kita uji, penelitian dengan Universitas Brawijaya, bahwa air laut di pantai selatan, pantai Gajahrejo (Kecamatan Gedangan) cukup memenuhi standar produksi. Yaitu kandungan NaCL-nya mencapai 97,08 persen,” jelas Victor, Kamis (20/06/2024).
“Terus untuk keputihannya atau Whitenes nya itu mencapai 92,8 persen. Kalau putih bersih tanpa ada kotorannya itu 97,08 persen. Jadi kan putih sekali,” kata Victor.
Maka dari dua kategori angka tersebut, sambung Victor sudah bisa memasuki angka kelayakan untuk memproduksi garam.
“Angka itu sudah masuk dalam kategori K1 (garam kualitas 1). Kalau secara NaCL masuk dalam kategori garam industri. Sehingga mendapatkan harga yang layak,” ujarnya.
Victor merinci, dalam satu tahunnya untuk satu titik tunel bisa memproduksi garam mencapai 10 ton pertahunnya.
“Bangunan yang dibutuhkan, luasan sekitar 2.000 meter saja cukup. Nanti kalau sudah berproduksi akan menghasilkan kurang lebih 10 ton pertahun dalam satu titik,” kata Victor.
Sebelumnya Victor telah berhasil membuat tunel (tambak garam) di pantai Gajahrejo pada tahun 2021, maka untuk tahun ini akan mengembangkan pada 5 titik. Donomulyo (3 titik), Sumbermanjing Wetan dan Gedangan.
“Satu dari APBN dan empat dari APBD Kabupaten Malang. APBD menelan anggaran Rp235 juta/ titik. Kalau APBN sekitar Rp900 juta. Kalau dari kita hanya membantu tunel dan bangunan semi permanen saja. Kalau kementrian khan lengkap,” beber Victor.
Sedang untuk melengkapi bangunan tersebut Dinas Perikanan akan menggandeng dengan desa yang ketempatan, khusunya ke badan usaha milik desa (BUMDES).
“Sehingga Pemkab akan berkolaborasi dengan BUMDES untuk melengkapi sarana prasarana lainnya. Seperti pipanisasi, pompa penyedot air laut. Karena anggaran dari dinas tidak mencukupi,” sambungnya.
Terakhir Victor menyebut bahwa banyak manfaat yang akan dihasilkan dari hasil kerjasama tunel garam dengan pemerintah desa.
“Keterlibatan BUMDES selain memenuhi sarana dan prasarana garam yg kurang, membantu pemasaran dan mengembangkan menjadi wisata edukasi garam,” tukasnya. (Agb/Saf)