Javasatu,Malang- Rektor Universitas Wisnuwardhana Malang, Profesor Dr. H. Suko Wiyono, SH. MH mengaku cukup antusias dan bangga rencana pemberlakuan mata Kuliah Pancasila dan Mata Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) karena sebagai benteng mencegah paham komunis, Khilafah dan Liberalis Kapitalis.
Menurutnya, Pendidikan Moral Pancasila dengan Pendidikan Kewarganegaraan ada perbedaan prinsip yang mendasar kalau pendidikan moral pancasila selain menjadi warga negara yang baik juga menuntut menjadi masyarakat yang baik secara konsep.
Disamping itu, setelah reformasi kita jauh meninggalkan Pancasila, karena mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila, mata kuliah Pancasila dihilangkan.
“Dampak penghilangan mata pelajaran PMP dan mata kuliah Pancasila ini sangat terasa mulai terjadi konflik antar suku, agama kan terjadi kan,” ungkapnya.
Kerusuhan yang terjadi di masyarakat saat ini menunjukan kita sebagai warga negara telah jauh meninggalkan nilai – nilai pancasila.
Rektor Universitas Wisnuwardhana menambahkan, kita patut bersyukur di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat memperingati hari kelahiran Pancasila 1 Juni mengatakan Kita harus kembali ke Pancasila.
Setelah itu semua elemen dan tokoh – tokoh negeri ini Ibu Megawati Soekarno Putri, Pak Jusuf kalla , Abdurahman wachid alias Gus Dur sepakat kembali ke Pancasila, saat Menteri Pendidikanya M. Nuh membolehkan kembali mata kuliah pancasila diajarkan kembali di lembaga pendidikan.
“Alhamdulih era Pak Jokowi ini melalui Menristek Dikti Pak Nasir Mata kuliah Pancasil wajib diajarkan, apalagi diperkuat sama Pak muhajir bagus juga karena beliau orang UM dan P4 juga dari UM,” ujarnya.
Harapanya dengan pemberlakuan mata pelajaran pendidikan moral pancasila (PMP) dan mata kuliah Pancasila untuk mencegah persoalan – persoalan yang semakin kompleks di Negeri ini.
Selanjutnya Dwi Soetjipto, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Kabupaten Malang menambahkan, rencana pemberlakuan Pendidikan Moral Pancasila akan bisa menjawab kondisi saat ini yang sudah sangat memprihatinkan seperti persoalan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan.
Kembali digalakkan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila di sekolah – sekolah sebagai titik tekan dalam merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Seperti dulu saja pancasila digalakkan mulai TK sampai perguruan tinggi saja di sekolah sekolah sangat baik, agar tidak terjadi saling membully satu sama lain,” tukasnya. (Yon/Jos)
Simak Video Komentar Rektor Universitas Wisnuwardhana Malang: