JAVASATU.COM-MALANG- Pemilihan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang terus bergulir. Salah satu kandidat kuat, Prof. Dr. H. Ahmad Barizi, M.A., tampil dengan visi transformatif: mencetak sarjana Ulul Albab, yakni generasi muslim cendekia yang tak hanya unggul secara intelektual, tapi juga matang secara spiritual dan sosial.

Tokoh akademik yang dikenal luas di kalangan pemikir Islam ini menawarkan peta jalan transformasi pendidikan berbasis empat pilar strategis. Ia ingin membawa UIN Maliki keluar dari stagnasi, menuju kampus yang mencerdaskan dan mencerahkan peradaban.
Empat Pilar Prof Barizi
Pertama, mencetak sarjana Ulul Albab. Lulusan UIN Maliki harus menjadi ilmuwan yang cerdas secara spiritual, rasional, dan sosial.
“Kita butuh ilmuwan muslim yang tak sekadar menguasai teori, tapi juga menjadikan ilmu sebagai jalan maslahat,” ujar Prof Barizi, Selasa (13/5/2025).
Kedua, membentuk sarjana yang cerdas dan skilled. Prof Barizi menilai keunggulan akademik harus dibarengi kompetensi praktis yang relevan dengan dunia kerja.
“Lulusan tak bisa hanya jago konsep, tapi juga harus adaptif, lincah, dan terampil,” jelasnya.
Ketiga, membangun profil sarjana yang kompetitif dan religius.
“Kita tidak bisa hanya bicara globalisasi dan daya saing, tapi lupa fondasi nilai. Tanpa nilai agama, kompetensi bisa menjadi ancaman,” terangnya.
Keempat, melahirkan sarjana kreatif dan moderat. UIN Maliki, menurutnya, harus jadi kawah candradimuka bagi pemikir Islam yang toleran, terbuka, dan mampu menjembatani perbedaan di tengah fragmentasi sosial.
UIN Maliki dan Visi Peradaban
Prof Barizi menempatkan kampus sebagai episentrum gerakan ilmu dan kemanusiaan. Ia ingin UIN Maliki bukan sekadar institusi akademik, melainkan mercusuar peradaban Islam Indonesia yang progresif, inklusif, dan membumi.
“Kampus ini milik umat dan bangsa. Kebijakan, kurikulum, hingga budaya akademik harus menjunjung nilai-nilai keilmuan dan kemanusiaan,” tegas Prof Barizi, yang dikenal akrab dengan mahasiswa dan dunia pemikiran Islam kontemporer.
Dengan rekam jejak akademik yang solid, serta komitmen pada nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, Prof Barizi menawarkan gagasan besar. Bukan hanya untuk mengelola kampus, tapi membentuk arah baru pendidikan tinggi Islam di Indonesia. (Saf)