Javasatu, Malang- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang terus melakukan berbagai upaya untuk menangani stunting di Kabupaten Malang yang saat ini terus menunjukan grafik penurunan.
Bupati Malang Sanusi menyebut saat ini angka penderita stunting diKabupaten Malang masih tersisa sekitar 6 persen.
“Kita targetkan ditahun 2020 sudah zero angka stunting,”kata Sanusi saat rakor stunting diruang Kertanegara Senin (18/11/2019).
Ia menjelaskan Pemkab terus melakukan upaya penanganan stunting secara masif, salah satunya dengan meminta semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk ikut terlibat langsung terhadap penanganan stunting tersebut.
Hal ini lantaran dari hasil analisis para ahli dibidangnya, penyebab stunting adalah masalah ekonomi keluarga, asupan gizi, sanitasi, kemudian lingkungan banyak limbah sampah yang dibakar (dioxide) terhirup oleh bayi/anak-anak.
Makanya saya minta seluruh kepala OPD bisa berperan sebagai penanggungjawab, dan kepala puskesmas bertindak sebagai sekretaris, serta camat sebagai bendahara. Walau, anggaran dari Satgas Khusus Penanganan Stunting tetap menjadi kewenangan Dinas Kesehatan.
“Untuk yang jelas tidak melebihi DPA (dokumen pelaksanaan anggaran). Dalam waktu dekat ini, saya akan mengeluarkan surat tugas pada Satgas Khusus Penanganan Stunting agar program tersebut bisa segera direalisasi,” tutur Sanusi
Sanusi berharap sinergi lintas OPD dalam penanganan dan pencegahan stunting bisa membuahkan hasil secara nyata.
Senada dengan Bupati, Plt Kadinkes Ratih Maharani mengatakan pihaknya segera menyiapkan kerangka kerja lintas OPD terhadap penanganan dan Pencegahan stunting tersebut.
“Kerangka kerjasama akan kami siapkan, dan masing-masing OPD akan punya wilayah binaan. Tapi, akan kami matangkan dulu,”tutur Ratih.(Git)