JAVASATU.COM-MALANG- Paguyuban Bantengan Joyo Aji akan menggelar pertunjukan seni bertajuk “Amuk Banteng Punuk” di Gedung Dewan Kesenian Kota Malang pada 17 November 2024 mendatang. Acara ini diadakan untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional dan akan menampilkan berbagai atraksi tradisional, seperti Gumbingan, Pencak Dor, dan tari kreatif.
Paguyuban Bantengan Joyo Aji, yang didirikan pada awal 2015 oleh Johan Irawan, telah dikenal luas di Malang Raya dan Jawa Timur. Johan Irawan menyatakan bahwa pelestarian seni Bantengan dan atraksi budaya tradisional merupakan bagian dari kecintaannya terhadap warisan leluhur.
“Kesenian Bantengan adalah karya budaya yang bisa menjadi tontonan sekaligus tuntunan. Namun, sayangnya saat ini lebih sering hanya dianggap sebagai hiburan semata, mengabaikan nilai luhur dan makna tuntunan di dalamnya. Kreativitas dan kegeniusan lokal pun semakin terpinggirkan,” kata Johan, Senin (11/11/2024).
Menurut Johan, seni Bantengan masih memiliki banyak elemen yang bisa dikembangkan, seperti pencak dor, yang berpotensi menjadi olahraga tradisional yang membangun jiwa ksatria. Selain itu, ragam kostum, atribut, dan musik juga masih terbuka untuk inovasi.
Sementara itu, Arik Angklung, seniman tradisional Kota Malang, menyoroti perlunya perhatian lebih terhadap seni pertunjukan tradisional di kota ini. Menurutnya, meskipun kaya ragam seni tradisional, Kota Malang belum sepenuhnya mengintegrasikan seni-seni tersebut dalam ekosistem ekonomi kreatif.
“Selain Dewan Kesenian, Kota Malang seharusnya memiliki Dewan Kebudayaan untuk memperkuat pelestarian budaya dan mendukung sektor pariwisata serta ekonomi kreatif,” ungkap Arik, yang juga dikenal sebagai inovator alat musik tradisional di Malang.
Pementasan “Amuk Banteng Punuk” ini diharapkan dapat menjadi pemantik untuk mendorong apresiasi terhadap seni tradisional. Arik juga berharap acara tersebut menjadi langkah awal kolaborasi antar pelaku ekonomi kreatif di Malang dalam mendukung seni dan budaya lokal. (Wes/Saf)