JAVASATU.COM-TANGSEL- Bertempat di Halaman Kantor Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) bekerjasama dengan Badan Penghubung Daerah (Banhubda) DIY menggelar acara Grebeg 1 Suro 2023 atau 1957 EHE atau 1445 H bertajuk ‘Manunggaling Cipta, Rasa Lan Daya Hambabar Guyub Rukun Warga IKG’, Selasa (18/7/2023).
Rangkaian acara disuguhkan dalam Grebeg 1 Suro kali ini, antara lain gelaran UMKM IKG yang diikuti lebih dari 30 UMKM yang menyuguhkan ragam produk dan kuliner khas Gunungkidul, Santunan Sosial, Kirab Budaya dan puncaknya adalah pagelaran wayang kulit dengan lakon Pandowa Syukur yang dibawakan oleh dalang Ki Rustiyanto S.Pd. yang juga akan diadakan doorprize untuk penonton sebanyak 7 sepeda.
Grebeg Suro IKG 2023 dihadiri lebih dari 1.000 warga Gunugkidul di Jabodetabek, selain itu juga jajaran Dewan IKG, Ketua Umum IKG Drs. Eddy Sukirman, MM. beserta jajaran Badan Pengurus Harian IKG pengurus 18 Koordinator Kapanewon (Korkap) dan 8 Koordinator Wilayah (Korwil) IKG, juga hadir perwakilan dari Banhubda DIY, serta Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie beserta rombongan. Tak kalah meriahnya kegiatan ini juga dihadiri oleh aliansi penggemar wayang kulit seperti PWKS, IKARAGIL, WMC, IKW, Pawon Mas, PKMJ & Staf Radio Sahabat Ambyar Jakarta 82 FM dan lainnya.
Ketua Panitia Grebeg 1 Suro yang sekaligus Ketua 5 IKG, Suyanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Grebeg 1 Suro IKG 2023 ini mendapatkan support yang luar biasa khususnya dari Banhubda DIY juga dari Wali kota Tangsel serta Camat Pondok Aren.
“Grebeg 1 Suro IKG 2023 ini digelar sebagai upaya untuk menguatkan spirit guyub rukun antar warga Gunungkidul yang ada di Jabodetabek,” ucapnya.
Ketua Umum IKG, Drs. Eddy Sukirman, MM. dalam sambutannya yang didampingi para ketua Kapanewon dan Korwil IKG se Jabodetabek menyampaikan bahwa penanggalan 1 Suro ini mengacu pada kalender jawa yang juga bertepatan dengan 1 Miharam. Bagi masyarakat Jawa, malam 1 suro merupakan malam yang sakral. Di Indonesia malam 1 Suro mencakup beragam tradisi seperti yang disaksikan malam ini yakni tradisi kirab tumpeng, kirab obor, bergodo, dan lainnya. Kemudian juga ada tradisi mubeng benteng dan yang ketiga adalah tradisi jamasan atau membersihkan keris.
“Melalui spirit 1 Suro, sebagai warga Gunungkidul di Jabodetabek memiliki keyakinan untuk tetap eling dan waspada. Eling disini berarti ingat siapa dirinya dan dimana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan. Sedangkan waspada berarti sebagai manusia harus terjaga dan waspada dari godaan yang menyesatkan. Selain itu di manapun berada kita tetap mengutamakan gotong royong dalam paseduluran sehingga guyub rukun akan tercapai ,” jelas Eddy Sukirman.
Wali kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie dalam kesempatan Grebeg 1 Suro IKG menyampaikan bahwa peringatan Grebeg 1 Suro IKG 2023 malam ini dengan ragam tradisi dan khasanah Jawa yang disuguhkan oleh Ikatan Keluarga Gunungkidul malam ini, menunjukkan bahwa betapa satu pembangunan dalam perspektif pemerintah Tangerang Selatan, pembangunan yang berhasil itu adalah pembangunan yang tidak tercerabut dari akar budayanya.
“Bagaimanapun akar budaya ini adalah menyambungkan kita dengan masa lalu dan menyambungkan kita juga dengan masa yang akan datang. Oleh karena itu sebagai kekayaan budaya Nusantara, saya menyambut baik diselenggarakannya kegiatan Grebeg 1 Suro IKG dengan pagelaran wayang kulit yang membawakan lakon Pandawa Syukur. Ini tentu membawa kegembiraan bagi kita semua. Dari sisi budaya kita bisa saksikan apa yang akan kita dapatkan dan dari sisi ekonomi juga kita bisa lihat secara langsung bagaimana UMKM serta pedagang kaki lima yang ada malam ini mendapatkan keuntungan dari acara ini,” jelas Benyamin Davnie.
Lebih jauh Benyamin Davnie menjelaskan bahwa terkait kondisi yang akan dihadapi bersama dalam beberapa waktu kedepan terkait pesta demokrasi, ia menghimbau agar masyarakat dapat memahami secara baik serta menghadapinya dengan bijak karena ini akan menentukan bagaimana Tangerang Selatan kedepannya.
“Mari bersama-sama dengan pemerintah Tangerang Selatan kita jadikan menjadi sebuah kita mininya Indonesia, karena seluruh suku bangsa yang ada di tanah air ini ada di kota Tangerang Selatan. Saya sudah berkali-kali menghadiri ragam kegiatan yang diselenggarakan oleh teman yang lain, dan hari ini kegiatan yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Gunungkidul merupakan kegiatan yang paling besar yang pernah saya hadiri, emang keluarga Gunungkidul gak kaleng-kaleng.”ungkapnya. (*)