Javasatu,Malang- Anggota DPRD Kabupaten Malang dari fraksi Gerindra, Yazid Salim mengatakan bahwa seharusnya mata air Sumber Pitu tidak hanya dieksploitasi untuk tujuan komersil saja, namun juga harus dipikirkan jangka panjang dampak bagi para petani.
“PDAM kan menjual sepihak, tidak mikir petani. Ada dua kecamatan yang terdampak diantaranya 11 desa. Desa Tumpang, Wringinsongo, Bokor, Wiroto, itu diantaranya. Mulai tahun 2011 itu,” ujar Yazid, Jumat (31/1/2020).
Menurut Yazid, ada ratusan hektar lahan pertanian di Tumpang dan Pakis yang mengandalkan Sumber Pitu di desa Duwet Krajan, kecamatan Tumpang untuk keperluan irigasi. Kondisi sekarang sebagian petani di dua kecamatan tersebut merasa resah lantaran semakin lama ketersediaan air untuk mengaliri area pertanian mereka makin menyusut.
“Saat musim kering ketersediaan air tidak tercukupi. Semakin lama kan semakin menurun, jadi meresahkan sektor pertanian,” tuturnya.
Dikatakan pria yang duduk di Komisi I DPRD Kabupaten Malang itu, banyak warga yang menduga jika proyek pembangunan jaringan di Sumber Pitu tersebut menyalahi analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
“Itu kan dipasang langsung di sumber mata air,” tukas Yazid. (Agb/Arf)