JAVASATU.COM-SURABAYA- Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi tulang punggung perekonomian daerah, tetapi masih menghadapi berbagai kendala, terutama dalam pemasaran dan manajemen usaha. Oleh karena itu, dukungan mitra usaha dan pemerintah menjadi solusi utama bagi UKM untuk berkembang.

Hal tersebut mengemuka dalam sarasehan yang digelar Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Jatim bersama Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM) Jatim dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2025 dan HUT ke-5 JMSI di Gedung Klinik Koperasi UKM Jatim, Surabaya, Selasa (18/2/2025).
Puluhan pelaku UKM Jatim tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. Acara ini menghadirkan Kepala Diskop UKM Jatim, Dr. Endy Alim Abdi Nusa, S.IP., M.M., serta Ismail Nachu, Direktur Utama PT Pilarmas Diadasa yang juga Penasehat Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jatim.
Sinergi UKM dan Pengusaha
Kadiskop UKM Jatim, Endy Alim Abdi Nusa, mengapresiasi inisiatif JMSI Jatim dalam menyelenggarakan forum strategis ini.
“Kemitraan antara UKM dan pengusaha besar adalah kunci dalam membangun ekosistem ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan di Jawa Timur,” ujarnya.
Endy menekankan pentingnya sinergi berbagai pihak, termasuk media siber, dalam mendorong kemajuan UKM.
“Pers memiliki peran strategis dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kemitraan UKM dan pengusaha, serta menjadi jembatan komunikasi yang efektif antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat luas,” katanya.
Berdasarkan data semester I tahun 2024 dari Diskop UKM Jatim, koperasi dan UMKM berkontribusi sebesar 60,43 persen terhadap PDRB Jawa Timur, meningkat dari 59,18 persen pada tahun 2023. Capaian ini tidak lepas dari kolaborasi ekosistem koperasi dan UMKM di Jawa Timur.
Kiat Sukses Berbisnis
Ismail Nachu dalam paparannya membagikan kiat sukses membangun kongsi dalam bisnis.
“Dalam bisnis, ada lima bidang kerja. Jika karyawan hanya menguasai satu bidang, maka pebisnis harus menguasai semuanya. Oleh karena itu, kongsi menjadi solusi untuk saling melengkapi,” ujarnya.
Menurutnya, kongsi harus bersifat sinergi positif, bukan negatif. Dalam kongsi, wajar terjadi konflik sebagai implikasi dari perubahan dan kemajuan.
“Bisnis plan harus menjadi dokumen kesepakatan bersama (gentle agreement) sekaligus alat manajemen konflik,” jelasnya.
Ismail juga menyarankan agar kongsi bisnis dijalankan dalam bentuk badan usaha seperti PT atau CV, dengan maksimal tiga pemegang saham agar pengendalian tetap efektif.
“Kejujuran adalah kunci utama dalam berkongsi. Tanpa kejujuran, bisnis akan rapuh dan mudah runtuh,” tambahnya.

Peran Media dalam Pengembangan UKM
Ketua JMSI Jatim, Syaiful Anam, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata media siber dalam mendukung pengembangan UKM melalui kemitraan dengan pengusaha.
“Kami ingin menciptakan kolaborasi yang saling menguntungkan antara media, pelaku UKM, dan pengusaha,” ujarnya.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, turut mengapresiasi kegiatan JMSI Jatim dalam memperkuat UMKM bersama Diskop UKM Jatim.
“Kami akan terus mendukung kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur,” pungkasnya. (Sir/Arf)