JAVASATU.COM- Tahun 2024 menjadi masa penuh tantangan bagi dunia pers nasional. Selain dihantui oleh pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.200 karyawan di berbagai perusahaan media, industri pers juga menghadapi tantangan berat akibat dominasi platform digital global yang menguasai 75% pangsa iklan nasional.

“Kami prihatin atas situasi ini dan terus berupaya menciptakan ekosistem yang lebih baik bagi kehidupan pers,” ujar Dr. Ninik Rahayu, S.H, M.S., dalam siaran pers akhir tahun Dewan Pers 2024, Selasa (31/12/2024).
Salah satu langkah signifikan adalah penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32/2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.
Dewan Pers juga membentuk Komite Tanggung Jawab Platform Digital guna memastikan pelaksanaan Perpres ini, termasuk sistem bagi hasil iklan antara platform digital dan media nasional.
Di sisi lain, ancaman terhadap kebebasan pers terus menjadi perhatian. Dewan Pers bersama 11 konstituen menolak Rancangan Undang-Undang Penyiaran yang mengandung larangan berita investigatif serta memberikan kewenangan penyelesaian sengketa pemberitaan kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
“Ini bertentangan dengan UU Pers No. 40 Tahun 1999 yang menjamin kemerdekaan pers,” tegas Ninik.
Kekerasan terhadap Wartawan
Kasus kekerasan terhadap wartawan juga menjadi sorotan. Tragedi tewasnya wartawan Rico Sempurna Pasaribu dan keluarganya di Karo, Sumatera Utara, menjadi catatan kelam 2024. AJI mencatat 69 kasus kekerasan terhadap wartawan sepanjang tahun, termasuk pembakaran kantor media di Bogor.
Peningkatan Profesionalisme dan AI sebagai Tantangan Baru
Untuk meningkatkan kompetensi jurnalis, Dewan Pers melaksanakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) bagi 1.779 peserta sepanjang 2024. Hingga akhir tahun, tercatat 30.074 wartawan tersertifikasi. Selain itu, workshop peliputan Pemilu 2024 digelar di 34 provinsi.
Tantangan baru juga datang dari kecerdasan buatan (AI). Dewan Pers menyusun pedoman pemanfaatan AI di ruang redaksi, serta mengadakan seminar dan pelatihan untuk membantu insan pers beradaptasi.
“AI adalah disrupsi ketiga setelah teknologi digital dan media sosial,” ungkap Ninik dalam siaran persnya.
Harapan di Tahun 2025
Meski penuh tantangan, Dewan Pers optimistis menghadapi tahun 2025. Anugerah Dewan Pers 2024 memberikan penghargaan kepada mantan Ketua Dewan Pers Prof. Ichlasul Amal (alm) dan wartawan terbaik Hendra Eka dari Jawa Pos. Radio Elshinta dinobatkan sebagai perusahaan pers terbaik.
“Kami mengajak seluruh insan pers untuk terus menjaga kemerdekaan pers demi kemajuan bangsa. Selamat Tahun Baru 2025,” tutup Ninik dalam siaran pers. (Saf)