JAVASATU.COM-BATU- Antisipasi dan pencegahan merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan memberikan penyemprotan cairan disinfektan dinilai oleh peternak sapi Desa Junrejo kecamatan Junrejo kota Batu masih kurang efektif, karena meski disemprot Disinfektan, belasan sapi di kota Batu mati akibat wabah PMK.
Suwadi seorang peternak sapi warga RW 08 desa Junrejo di Posko PMK desa Junrejo di acara sambang Walikota Batu, Kamis (19/5/2022) pagi mengatakan meski kandang sapi disemprot disinfektan, sapi miliknya yang terserang wabah PMK tak bisa diselamatkan, dua ekor sapi mati.
“Sudah disemprot disinfektan dan sudah dapat bantuan obat dari dinas pertanian, ternyata juga tak dapat mencegah virus PMK. sapi saya dua, pedet (anak sapi) dan dewasa mati terserang wabah PMK, mohon solusinya” kata Suwadi dihadapan Walikota Batu Dewanti Rumpoko, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), Sugeng Pramono dan beberapa pejabat lainnya.
Ia juga menyampaikan bahwa dirinya sengaja datang ke acara sambang Wali Kota di Posko PMK Junrejo bersama teman, namun temannya berhalangan hadir karena mengubur sapi yang mati terserang wabah PMK.
Sementara itu, Pendik Kepala Dusun (Kasun) Jeding Desa Junrejo membenarkan, jika dalam dua hari terakhir ini banyak warga dusun Jeding yang kehilangan sapi akibat terserang wabah PMK.
“Dari laporan warga, sapi yang mati akibat PMK adalah sapi milik Suwadi warga RW 8, itu ada dua sapi, kemudian sapi milik Misnu warga RW 08” ungkap Pendik.
Selain sapi milik warga RW 8, Pendik juga menyebut terdapat sapi milik warga RW 7 yaitu milik Dulawi, Sukadi dan Winarto.
Sementara menyikapi keluhan peternak sapi warga Desa Junrejo, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Sugeng Pramono meminta kepada para peternak sapi untuk tenang dan tidak panik karena sapi terkena wabah PMK bisa disembuhkan.
“Untuk mengantisipasi merebaknya virus PMK, masyarakat umum tidak boleh sembarang masuk kandang sapi. Sementara pemiliknya harus dalam kondisi bersih jika masuk kandang, karena virus ini sangat kuat. Yang penting protokol kesehatan harus dijaga” ungkap Sugeng Pramono. (Yon/Saf)