JAVASATU.COM- Kebijakan transisi energi pemerintah mulai mendapat respons positif dari sektor konstruksi. Sejumlah kontraktor nasional, termasuk PT Adijaya Teknindo, kini mengadopsi teknologi hijau untuk mendukung target Indonesia mencapai net zero emission pada 2060.

Langkah ini sejalan dengan pembentukan Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau (Satgas TEH) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, melalui Keputusan Menko Nomor 141/2025 pada 17 Maret 2025. Satgas ini membawahi empat kelompok kerja, yakni energi hijau, industri hijau, kemitraan-investasi hijau, serta pengembangan SDM.
“Target kami adalah mendukung transisi energi menuju net zero emission pada 2060 atau lebih cepat,” kata Airlangga saat mengumumkan pembentukan Satgas TEH pada 24 Maret 2025.
Pengalaman Sektor Pertambangan Dibawa ke Konstruksi
PT Adijaya Teknindo, kontraktor asal Kalimantan Timur yang telah tersertifikasi ISO 14001, menjadi salah satu pelopor. Perusahaan ini mengadaptasi elemen bangunan ramah lingkungan dari proyek infrastruktur pertambangan ke sektor komersial dan perkantoran.
“Sektor pertambangan sudah terbiasa dengan standar lingkungan ketat. Pengalaman ini bisa diterapkan di konstruksi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” ujar Komisaris PT Adijaya Teknindo, Adi Wijaya, Jumat (1/8/2025).
Teknologi yang digunakan antara lain pencahayaan hemat energi, konservasi air, dan material berkelanjutan. PT Adijaya bahkan berencana mengajukan sertifikasi Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk proyek terbarunya dan menggandeng vendor teknologi energi terbarukan.
Dukungan Target Pemerintah dan Peluang Ekonomi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 menargetkan pangsa energi terbarukan 20% pada 2025 dan 23% pada 2029. Data Bappenas menunjukkan, ekonomi hijau berpotensi mendorong pertumbuhan PDB 6,1–6,5% per tahun hingga 2045 jika disertai infrastruktur berkelanjutan.
Saat ini sektor bangunan menyumbang 23% konsumsi energi nasional, diperkirakan naik menjadi 40% pada 2030. Kondisi ini menjadikan transformasi sektor konstruksi sebagai langkah strategis.
Pemerintah telah menyiapkan anggaran besar untuk proyek infrastruktur hijau, termasuk investasi PLN pada energi terbarukan. Hal ini membuka peluang pasar bagi kontraktor yang siap mengimplementasikan teknologi berkelanjutan.
Indonesia dan Konteks Global
Indonesia kini berada di peringkat 42 Climate Change Performance Index 2025, dengan target net zero sebelum 2050, yakni satu dekade lebih cepat dari komitmen awal. Pemerintah berharap kontribusi sektor konstruksi dapat mempercepat pencapaian tersebut.
“Kami ingin menjadi bagian dari transformasi industri konstruksi menuju masa depan yang berkelanjutan,” tutup Adi Wijaya. (nuh)