JAVASATU.COM- Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser, H.M. Syafiq Syauqi, menegaskan pentingnya jihad kebangsaan melalui penguatan kedaulatan pangan saat menghadiri panen raya dan penanaman jeruk Dau di Kabupaten Malang, Rabu (17/12/2025).

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Patriot Ketahanan Pangan Banser, yang secara aktif mendukung kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui sinergi dengan Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Menjaga kedaulatan pangan hari ini adalah bentuk jihad kebangsaan. Kita harus berdiri di barisan terdepan agar Indonesia tidak bergantung pada impor,” ujar Gus Syafiq, sapaan akrabnya.
Jeruk Lokal Melimpah, Impor Masih Tinggi
Data United States Department of Agriculture (USDA) mencatat Indonesia menjadi importir jeruk mandarin terbesar ke-8 dunia dengan volume mencapai 115 ribu ton pada 2024. Kondisi ini dinilai ironis karena produksi jeruk nasional, termasuk jeruk Dau, tergolong melimpah.
Petani jeruk Dau, Nurul Wahyudi, menyebut kualitas jeruk lokal sejatinya tidak kalah dengan jeruk impor. Namun, preferensi konsumen dan minimnya intervensi kebijakan menjadi tantangan utama.
“Jeruk Dau punya cita rasa khas dan diminati pasar. Tapi untuk kedaulatan pangan, perlu pembatasan impor dan jaminan ketersediaan pupuk seperti urea, ZA, dan Phonska,” kata Nurul Wahyudi.
Produktivitas Tinggi, Potensi Wisata Alam
Gus Syafiq mengapresiasi produktivitas jeruk Dau yang mencapai 50.400 ton per tahun dari total lahan sekitar 800 hektare.
Menurutnya, jeruk Dau dapat menjadi simbol kemandirian hortikultura nasional sekaligus pilar ketahanan pangan.
Ia juga mendorong pengembangan ekosistem wisata petik jeruk berbasis alam sebagai upaya menguatkan rantai nilai dari hulu ke hilir.
“Jeruk adalah komoditas strategis bernilai ekonomi tinggi. Jika dikelola dari produksi hingga wisata, dampaknya bisa meningkatkan pendapatan petani dan ekonomi daerah,” ujarnya.
Serukan Akses Pupuk dan Sinergi Stakeholder
Selain menyoroti impor, Gus Syafiq menekankan pentingnya ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani jeruk. Ia berkomitmen menindaklanjuti kebutuhan pupuk berdasarkan luasan lahan dan kebutuhan riil petani.
“Tidak cukup hanya membatasi impor. Skala ekonomi harus diperkuat agar harga jeruk lokal kompetitif dan pendapatan petani meningkat,” tegasnya.
Dialog Ketahanan Pangan
Rangkaian kegiatan juga diisi Dialog Ketahanan Pangan bertema “Mengangkat Keindahan Alam Dau sebagai Ruang Silaturahmi sekaligus Menyatukan Langkah Memanen Manfaat” yang digelar di Joglo Majelis Darul Aflah, Tlogoweru.
Dialog ini dihadiri pengasuh Majelis Darul Aflah Gus Fuad, jajaran kader Ansor-Banser Dau dan Kabupaten Malang, Kepala Provost Nasional H. Ahmad Syafii, penggiat ekonomi desa H.M. Harus Prasetyo, serta tokoh masyarakat setempat.
Banser optimistis, melalui penguatan jeruk lokal Dau, ketahanan pangan nasional dapat diperkuat sekaligus mengurangi ketergantungan pada buah impor. (arf)