JAVASATU.COM- Kondisi Wisata Gantangan Malang Satu Titik (WGMST) yang kini terbengkalai memantik sorotan akademisi. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Malang, Abdillah, menilai mangkraknya kawasan wisata tersebut menjadi bukti lemahnya tata kelola aset publik di tubuh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.

Menurut Abdillah, WGMST sejatinya memiliki potensi besar sebagai kawasan wisata tematik berbasis komunitas yang mampu menggerakkan ekonomi lokal dan memperkuat sektor kreatif Kota Malang. Namun, tidak adanya manajemen pengelolaan yang berkelanjutan membuat aset bernilai miliaran rupiah itu kini nyaris menjadi bangunan tak berfungsi.
“Setiap aset pemerintah daerah harus memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat. Jika tidak dimanfaatkan, justru menimbulkan kerugian dan risiko kerusakan fisik,” ujar Abdillah, Rabu (22/10/2025).
Ia menyebut, aset publik seperti WGMST perlu dikelola dengan prinsip good governance, yakni melibatkan masyarakat, komunitas, dan pelaku usaha agar memiliki nilai tambah ekonomi.
“Tanpa pendekatan kolaboratif, aset seperti ini hanya akan jadi beban APBD,” tambahnya.
Abdillah menyarankan Pemkot Malang segera melakukan reaktivasi kawasan melalui dialog terbuka dengan komunitas Kicaumania dan pelaku industri kreatif.
“Pemkot bisa membentuk model pengelolaan bersama, termasuk pelatihan manajemen event dan pemasaran digital agar kegiatan di sana hidup kembali,” katanya.
Lebih jauh, ia mendorong agar kawasan WGMST diintegrasikan dengan destinasi lain seperti Kayutangan Heritage, Kampung Warna-Warni, dan Alun-Alun Tugu sebagai bagian dari paket wisata kota kreatif Malang.
“Kalau dikelola dengan benar, Wisata Gantangan bisa jadi ruang publik produktif yang memperkuat ekonomi lokal, bukan sekadar proyek yang berhenti di peresmian,” tegasnya.
Berita Terkait:
- Kicaumania Kota Malang Desak Pemkot Buka Kembali Wisata Gantangan Malang Satu Titik
- Mangkrak Setahun, Wisata Gantangan Malang Satu Titik Terancam Jadi Aset Mati Pemkot
Sebelumnya, komunitas Kicaumania Malang Raya juga menyoroti nasib WGMST yang telah setahun mangkrak sejak pergantian kepemimpinan di Pemkot. Banyak fasilitas mulai rusak, sementara aktivitas komunitas terhenti total.
Padahal, saat aktif, kawasan itu menjadi magnet kegiatan ekonomi mikro. Pedagang kaki lima, penyedia jasa, hingga UMKM di sekitar lokasi sempat ikut menikmati dampak ekonomi positif.
Kini publik berharap Pemkot Malang bergerak cepat menyelamatkan aset publik tersebut agar tidak benar-benar menjadi “aset mati” di tengah kota yang dikenal sebagai kota wisata dan pendidikan. (saf)