Javasatu,Malang – Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Kabupaten Malang menyetujui perubahan kurikulum yang akan diberlakukan menteri Pendidikan Republik Indonesia karena bisa membawa arah perubahan serta meringankan beban siswa dalam mata pelajaran.

Manan Supriadi, kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budi Mulya Pakisaji menjelaskan bahwa perubahan dan pergantia kurikulum adalah hal yang biasa.
“Ganti menteri pasti ganti kurikulum, terhitung sejak Indonesia Merdeka sudah 11 kali ganti kurikulum yaitu tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013 dan 2015,” ujar Manan Supriadi ketua FGII Kabupaten Malang .
Masih Manan,”Ironisnya kebijakan pemberlakuan gonta ganti kurikulum ini harus di bayar mahal dengan menggunakan uang Negara karena triliunan uang Negara yang mubadzir terbuang sia – sia”,ujarnya.
Lanjutnya, Seperti kebijakan uji coba Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006 ) dan kurikulum K13 yang mengalami revisi beberapa kali yang memicu berapa banyak buku yang terbuang sia-sia dan membebani walimurid, ditambah pelatihan-pelatihan yang berganti tema tiap tahun untuk menyempurnakan K13″,imbuhnya.
“Tapi berhasilkah K13 yang ada malah membuat ruwet pekerjaan Bapak Ibu Guru. Banyak Guru yang terpaksa harus Ngaji (Ngarang Biji), copas (copy paste) deskripsi nilai anak -anak ,” tegasnya .
Sejak era reformasi berapa banyak dana pendidikan yang dikeluarkan tapi nyatanya belum bisa mengangkat kualitas pendidikan di Indonesia dan Ini salah Siapa?
Ia berharap, “Dengan sosok Menteri Baru, yang muda, berani, energik dan punya banyak inovasi bisa membawa angin perubahan dunia pendidikan di Indonesia karena dengan menteri pilihan presiden ini bisa selamat merombak kurikulum yang selama ini sudah dilaksanakan tapi belum berhasil, sehingga menjadi kurikulum yang lebih simple, sederhana, efesien, murah dan berbasis teknologi, yang tetap menjunjung tinggi nilai agama, budaya, adat yang disatukan oleh Azas Pancasila sebagai dasar Negara Kita”,tutupnya.(Yon)