JAVASATU.COM- Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani resmi mengukuhkan Komisi Irigasi Kabupaten Gresik periode 2024–2027.

Pengukuhan yang berlangsung di Ruang Mandala Bakti Praja, Kamis (11/9/2025), sekaligus menjadi sidang pleno pertama komisi yang beranggotakan 33 orang dari unsur pemerintah, non-pemerintah, dan akademisi.
Dalam sambutannya, Bupati Yani menegaskan pentingnya kekompakan dan kolaborasi lintas sektor dalam pengelolaan irigasi.
Menurutnya, penguatan sinergi sejalan dengan prioritas nasional Presiden Prabowo yang menaruh perhatian besar pada sektor pertanian.
“Komisi Irigasi harus kompak, terintegrasi, dan inovatif. Bukan hanya menjaga ketersediaan air, tetapi juga punya peta jelas wilayah mana yang perlu intervensi,” ujar Bupati Yani.
Ia juga menyinggung kebijakan satu harga gabah yang berdampak luas pada masyarakat. Karena itu, Pemkab Gresik disebut tetap memprioritaskan infrastruktur pertanian meski di tengah isu efisiensi anggaran. Salah satunya pembangunan kolam retensi untuk menyalurkan air ke lahan pertanian.
“Walau Gresik dikenal sebagai kota industri, ketahanan pangan tetap harus terjaga. Air dari kolam retensi harus bisa dialirkan secara efektif ke sawah-sawah,” tegasnya.
Sidang pleno perdana Komisi Irigasi membahas penyusunan Rencana Tata Tanam Global Kabupaten Gresik 2025/2026, pembentukan kelompok kerja wilayah utara dan selatan, serta rencana pembentukan Klinik Irigasi sebagai pusat solusi teknis dan kelembagaan.
Ketua Komisi Irigasi Gresik, Edy Hadisiswoyo, menambahkan forum ini akan menjadi ruang komunikasi strategis.
“Komisi Irigasi akan bekerja maksimal untuk memastikan pengelolaan air yang adil, efisien, dan berkelanjutan,” katanya.
Dengan struktur 15 anggota pemerintah, 15 non-pemerintah, dan 3 akademisi, Komisi Irigasi diharapkan mampu menjadi motor sinergi dalam menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Gresik. (bas/arf)