JAVASATU.COM-GRESIK- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gresik terus meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik mencatat sebanyak 233 kasus DBD terjadi selama periode Januari hingga Mei 2025. Kecamatan Kebomas menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, yakni 48 pasien.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik, dr. Puspitasari Wardani, mengatakan, virus dengue penyebab DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
“Yang tertinggi di Kebomas dengan 48 pasien. Total ada 233 kasus hingga akhir Mei 2025,” ujar Puspitasari, Rabu (28/5/2025).
Distribusi kasus lainnya tersebar di Kecamatan Manyar (39 kasus), Cerme (24), Gresik (15), Benjeng (14), Driyorejo (13), Balongpanggang dan Dukun (masing-masing 12), serta wilayah lain dengan jumlah bervariasi.
Puspitasari menjelaskan, pelaksanaan fogging hanya dilakukan sesuai petunjuk teknis (juknis) Kementerian Kesehatan. Fogging bisa dilakukan jika ada pasien positif DBD di wilayah tersebut, dibuktikan dengan hasil laboratorium yang menunjukkan penurunan trombosit dan peningkatan hematokrit.
“Dinkes memberikan obat insektisida dan meminjamkan alat fogging. Untuk BBM dan tenaga pelaksana, menjadi tanggung jawab puskesmas dan pemerintah desa,” katanya.
Terkait adanya informasi pungutan hingga Rp 6 juta per RW untuk layanan fogging melalui puskesmas, Dinkes Gresik mengaku akan menelusuri kabar tersebut.
“Akan kami kroscek terlebih dahulu informasi tersebut,” tegas Puspitasari. (Bas/Nuh)