JAVASATU.COM- Festival Keramik Dinoyo 2025 digelar Rabu (11/12/2025) di Gedung Ex UPT Pabrik Keramik Jawa Timur, Kampung Wisata Keramik Dinoyo, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dan memperkuat Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Malang. Kegiatan ini menegaskan peran kerajinan keramik sebagai ikon kreatif yang mampu menggerakkan ekonomi lokal sekaligus melestarikan budaya.

Festival ini diselenggarakan oleh Sentra Industri Keramik Dinoyo bekerja sama dengan Diskopindag Kota Malang, menghadirkan rangkaian kegiatan edukatif dan inspiratif, seperti pameran keramik, workshop produksi, lomba mewarnai media keramik, bazar UMKM, serta layanan publik terpadu dari Diskopindag, Dispendukcapil, Dispenda, dan cek kesehatan gratis. Tahun ini lomba mewarnai diikuti 100 peserta melalui pendaftaran online.
Acara semakin meriah dengan pertunjukan budaya lokal, termasuk Tari Topeng Malang, Pencak Silat, dan Bantengan, untuk memperkuat identitas budaya Malang Raya.

Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos., M.M., mengatakan, Festival Keramik Dinoyo 2025 bukan hanya memamerkan kreativitas perajin, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan penguatan IKM.
“Kami ingin keramik Dinoyo kembali menjadi ikon kota yang mendukung kesejahteraan masyarakat,” ujar Eko.
Sebagai bagian dari UNESCO Creative Cities Network, Kota Malang memanfaatkan festival ini untuk menguatkan sentra industri kreatif melalui kolaborasi perajin, pemerintah, dan komunitas kreatif.
“Festival Keramik Dinoyo 2025 diharapkan menjadi ruang kolaborasi antara industri kreatif, IKM, masyarakat, dan pemerintah, sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi kreatif Kota Malang dan menjaga kelestarian budaya lokal,” jelas Eko.

Dian Likos Amelia, Kabid Perindustrian Diskopindag, menekankan pentingnya dukungan pemerintah agar festival dapat memulihkan kejayaan keramik Dinoyo.
“Kami memfasilitasi Festival Keramik Dinoyo 2025 sebagai bagian dari upaya membangkitkan kembali kejayaan kerajinan ini. Dengan kolaborasi antara pemerintah, perajin, dan komunitas kreatif, kami berharap ekonomi kreatif dan IKM di Kota Malang semakin berkemban,” ujar Dian.
Dalam sarasehan, hadir berbagai pelaku industri kreatif, termasuk Syamsul Arifin, Ketua Pokdarwis Kampung Keramik Dinoyo, dan Ki Demang, Ketua Pokdarwis Kota Malang. Mereka membahas strategi menjadikan sentra industri dan kerajinan sebagai destinasi wisata sekaligus pusat ekonomi kreatif.
Menurut Dr. Agus Sunandar (Sam Sugar) dari Universitas Negeri Malang, penguatan kluster perajin dan integrasi promosi dengan kampung tematik lain diyakini mampu mempercepat kebangkitan Dinoyo. Sinergi antara perajin, pemerintah, dan komunitas kreatif menjadi kunci agar Dinoyo tampil maksimal.
“Dengan sinergi perajin, pemerintah, dan komunitas kreatif, Dinoyo bisa tampil sebagai etalase budaya dan destinasi wisata yang membanggakan,” katanya.

Sementara itu, Ki Demang menambahkan, strategi pemberdayaan Sentra Keramik Dinoyo tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas produk, tetapi juga menghidupkan kembali denyut ekonomi kreatif di kampung tematik.
“Revitalisasi eks pabrik keramik bahkan bisa menjadi cagar budaya, agar perajin semakin kuat dan wisatawan semakin banyak,” ujar Ki Demang. (arf)