JAVASATU.COM-BATU- Nama Ingit Mreta Claritas mencuat sebagai salah satu pendidik sekaligus penulis sastra yang patut diperhitungkan di tingkat nasional. Dikenal sebagai guru di SMP Tamansiswa Kota Batu dan pendiri Bimbel Pondok Pintar BERLIN, Ingit tak hanya mengabdi dalam dunia pendidikan formal, tetapi juga aktif menorehkan prestasi di ranah sastra Indonesia.

Lulusan S1 dan S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Islam Malang (Unisma) ini telah menerbitkan sejumlah karya, termasuk puisi, cerita pendek, hingga puisi esai. Beberapa di antaranya yang terbaru berjudul Sanandika, Aku dan Tamansiswa, serta Malam Terakhir. Karya puisinya juga masuk dalam antologi nasional “Pulang dalam Keabadian Cinta” yang diluncurkan di Festival Puisi Esai Jakarta, Desember 2024. Saat ini, ia tengah mempersiapkan buku puisi esai tunggalnya.
“Ingit adalah sosok muda penuh semangat yang mampu menjembatani dunia pendidikan dan kesusastraan secara produktif. Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga mencipta, memberi contoh konkret pada anak-anak muda untuk menulis dan berpikir kritis,” ujar Akaha Taufan Aminudin, Ketua SatuPena Jawa Timur, Jumat (2/5/2025).
Di samping kesibukannya mengajar, Ingit juga aktif sebagai Sekretaris Kreator Era AI (KEAI) Jawa Timur dan Biro Sastra SatuPena Jawa Timur. Kontribusinya mencakup penyelenggaraan workshop sastra, pelatihan menulis, serta kegiatan seni pertunjukan yang memperkenalkan puisi dan drama kepada masyarakat.
Tak hanya itu, ia kerap tampil dalam event pembacaan puisi di tingkat lokal hingga nasional, dan baru-baru ini meraih penghargaan dalam kompetisi cipta dan baca puisi tingkat nasional, mempertegas eksistensinya di dunia sastra kontemporer Indonesia.
Melalui pendekatan yang kolaboratif dan kreatif, Ingit turut mengembangkan potensi literasi masyarakat Kota Batu yang dikenal sebagai Kawasan Wisata Sastra Budaya. Dengan rekam jejak akademik, karya sastra, dan kontribusi sosialnya, Ingit Mreta Claritas menjadi potret pendidik masa kini yang inspiratif dan berdampak.
“Kami bangga memiliki figur seperti Ingit di Jawa Timur. Ia membuktikan bahwa guru bukan hanya mengajar di kelas, tapi juga mampu berkiprah di tingkat nasional dengan karya dan keteladanan,” tambah Akaha Taufan.
Kiprah Ingit Mreta Claritas menjadi cermin perayaan Hari Pendidikan Nasional, sebuah pengingat bahwa pendidikan dan kebudayaan sejatinya saling menyokong dan membangun peradaban. (Nuh)