JAVASATU.COM- Nilai investasi di Kabupaten Gresik terus meroket. Hingga triwulan III tahun 2025, realisasi investasi mencapai Rp22,98 triliun, menjadikan Gresik salah satu kontributor terbesar di Jawa Timur. Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik menegaskan bahwa lonjakan investasi harus sejalan dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal.

Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif mengatakan, dominasi investasi di daerahnya masih didorong oleh Penanaman Modal Asing (PMA). Sayangnya, sebagian besar perusahaan asing lebih banyak mengandalkan mesin ketimbang tenaga manusia.
“Penyumbang investasi terbesar di Gresik memang PMA, tapi mayoritas menggunakan mesin, bukan tenaga kerja manusia. Ini berdampak pada lapangan kerja dan menimbulkan efek lingkungan serta kemacetan,” ujar Alif dalam acara Gresik Klik (Klinik Investasi Keliling), Rabu (5/11/2025).
Kegiatan Gresik Klik digelar oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur, bertujuan menjaring masalah aktual pelaku usaha dan memberi solusi konkret lewat pelayanan aftercare.
Alif menegaskan, Pemkab Gresik akan terus memperjuangkan keseimbangan antara pertumbuhan investasi dan manfaat sosialnya bagi warga lokal. Ia juga meminta perusahaan mempertahankan karyawan yang ada dan menghindari PHK massal.
“Melalui Apindo, saya minta perusahaan di Gresik memprioritaskan warga lokal bila membuka lowongan baru. Ini penting untuk menekan angka pengangguran terbuka,” tegasnya.
Untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif, Pemkab Gresik juga memperkuat layanan digital perizinan melalui sistem Online Single Submission (OSS), Sicantik, dan GoPutar. Hingga September 2025, DPMPTSP Gresik mencatat:
- 10.924 Nomor Induk Berusaha (NIB) telah terbit 100%.
- 2.366 dari 2.428 permohonan dasar sudah diterbitkan.
- 1.810 Sertifikat Standar dari 1.821 pengajuan telah rampung.
- 15 ribu lebih dokumen izin digital telah diproses, dengan penyelesaian di atas 95%.
“Semua proses perizinan kini serba digital dan transparan. Ini bukti komitmen Pemkab Gresik menciptakan investasi yang cepat, mudah, dan terbuka,” ujar Alif.
Kepala DPMPTSP Jawa Timur, Dyah Wahyu Ermawati, menilai Gresik memiliki peran vital sebagai magnet investasi di wilayah industri timur. Melalui program Gresik Klik, pemerintah provinsi hadir langsung memberi pendampingan agar investasi tak hanya tumbuh, tetapi juga berdampak luas bagi masyarakat.
“Kunci promosi investasi Jawa Timur adalah kepercayaan pelaku usaha. Ketika mereka merasa terbantu, mereka otomatis jadi duta yang mempromosikan kemudahan berusaha di Jatim,” kata Dyah.
Menurutnya, pelayanan aftercare seperti ini penting untuk memastikan investasi berkelanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global. (bas/arf)