JAVASATU.COM- Komunitas penggemar burung berkicau atau Kicaumania Kota Malang mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Malang segera membuka kembali Wisata Gantangan Malang Satu Titik yang hingga kini terbengkalai tanpa aktivitas. Tuntutan ini disampaikan dalam acara Kopdar Utas Kicaumania Kota Malang yang digelar di Café Kue Sara, Jalan Buring, Kota Malang, Selasa (21/10/2025).

Kopdar tersebut dihadiri sejumlah pentolan komunitas pecinta burung di Malang Raya dan membahas nasib lokasi Wisata Gantangan yang sebelumnya diresmikan mantan Wali Kota Malang, Sutiaji, pada September 2023.
Gantangan Ditutup Sejak Wali Kota Baru Menjabat
Usai peresmian, Wisata Gantangan sempat aktif dengan sejumlah lomba burung berkicau dan kegiatan komunitas. Namun, sejak Wahyu Hidayat menjabat sebagai Wali Kota Malang, aktivitas di kawasan itu terhenti.
Pemkot Malang melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) menutup kawasan tersebut dengan alasan pembangunan tambahan dan perluasan area.
Sejak saat itu, tidak ada lagi kegiatan Kicaumania yang digelar di lokasi tersebut. Bahkan, menurut komunitas, setiap pengajuan izin kegiatan ditolak tanpa penjelasan yang jelas dari pihak dinas.
“Kami pernah ajukan izin untuk sarasehan peternak Murai Batu di Gantangan Malang Satu Titik, tapi ditolak tanpa alasan. Padahal ini kegiatan positif,” ungkap Candra Shiva, peternak Murai Batu sekaligus produsen pakan burung di Kota Malang.
Potensi Besar Kicaumania Diabaikan Pemkot
Menurut Susi Rizandhe, MC lomba burung nasional dan pemilik brand SR Cup, potensi ekonomi dari kegiatan Kicaumania di Kota Malang sangat besar. Ia menilai Pemkot justru mengabaikan peluang tersebut.
“Event Kicaumania bisa menarik peserta dari berbagai daerah dan menggerakkan ekonomi lokal. Tapi sayangnya, Pemkot seperti menutup mata terhadap potensi ini,” kata Susi.
Ia menambahkan, Wisata Gantangan seharusnya bisa menjadi daya tarik wisata tematik dan ruang kreatif warga, bukan justru dibiarkan kosong tanpa kegiatan.
IMR Disebut Berperan dalam Pembangunan Gantangan
Hal senada disampaikan Wijiyono, tokoh yang turut terlibat dalam pembangunan Wisata Gantangan Malang Satu Titik. Ia menegaskan, sejak awal kawasan tersebut tidak bisa dilepaskan dari kontribusi Independen Malang Raya (IMR) dan kolaborasi komunitas Kicaumania.
“IMR bukan sekadar komunitas, tapi organisasi independen yang jadi wadah Kicaumania Malang Raya. Kami terlibat dari ide hingga pembangunan. Tapi kini seolah dilupakan,” ujar Wijiyono.
Ia menilai, jika Pemkot ingin menghidupkan kembali kawasan Gantangan, seharusnya melibatkan IMR dan Utas Kicaumania agar aspirasi pelaku di akar rumput benar-benar tersalurkan.
“Jangan sampai revitalisasi Gantangan hanya jadi proyek seremonial atau penghabisan anggaran APBD. Harus memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Kicaumania Akan Surati Wali Kota Malang
Dalam penutupan kopdar, komunitas sepakat akan mengirimkan surat audiensi kepada Wali Kota Malang untuk membahas nasib Wisata Gantangan Malang Satu Titik.
Wijiyono dan Susi Rizandhe ditunjuk sebagai koordinator Utas Kicaumania Kota Malang dan akan menjadi perwakilan komunitas dalam komunikasi resmi dengan Pemkot.
“Kami ingin duduk bersama pemerintah, mencari solusi agar Gantangan Malang Satu Titik kembali hidup dan memberi manfaat untuk warga,” tutup Wijiyono. (saf)