JAVASATU.COM-MALANG- National Sugar Summit (NSS) VII yang berlangsung di Pabrik Gula (PG) Kebonagung, Kabupaten Malang, Jawa Timur menjadi momentum strategis untuk menyongsong swasembada gula konsumsi pada 2028 dan gula industri pada 2030. Acara ini merupakan konferensi industri gula terbesar di Indonesia, menghadirkan berbagai pemangku kepentingan untuk menyatukan visi dan langkah konkret.

Wujudkan Swasembada Gula
Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional, Indra Wijayanto, menegaskan pentingnya NSS untuk mendukung target swasembada pangan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Dengan diskusi hari ini dan besok, saya berharap ini menjadi langkah konkret untuk mewujudkan swasembada 2027. Meski dalam Perpres 40 Tahun 2023 targetnya adalah 2028 untuk gula konsumsi dan 2030 untuk gula industri,” ujar Indra saat membuka NSS VII pada Rabu (4/12/2024).
Ia mengungkapkan, proyeksi kebutuhan gula nasional tahun 2024 mencapai 2,93 juta ton, sementara produksi dalam negeri baru menyentuh 2,38 juta ton, sehingga 30% kebutuhan masih bergantung pada impor.
Mengurangi Ketergantungan Impor
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Budi Hidayat, menyampaikan bahwa hingga saat ini Indonesia masih menjadi salah satu pengimpor gula terbesar di dunia. NSS VII diharapkan menjadi momentum untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
“Jika swasembada tercapai, Indonesia tidak lagi bergantung pada impor. Perpres 40 Tahun 2023 memberikan roadmap jelas untuk mewujudkan hal ini,” kata Budi.
Ia juga menyoroti Keputusan Menko Perekonomian Nomor 418 Tahun 2024 yang menjadi panduan pelaksanaan hingga 2030.
National Sugar Summit VII ini menegaskan komitmen berbagai pihak untuk mengatasi tantangan dalam industri gula, sekaligus mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional. (Agb/Saf)