Javasatu,Malang- Ruang perpustakaan yang berada di area gedung ‘Sasana Wijaya’ terletak di Jalan Mujamil, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur diduga dibiarkan mangkrak sejak tahun 2018 hingga kini.

Data yang berhasil dihimpun Javasatu.com, munculnya pembangunan sarana dan prasarana Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dilaksanakan bertahap yaitu di tahun 2016 dan 2017 dalam usulan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
Diketahui dalam pembangunan TBM atau perpustakaan tersebut menggunakan Dana Desa (DD) 2016 sebesar Rp 95.522.000 dan tahun 2017 Rp 97.887.000 yang dikerjakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) berinisial ICN
Pantauan di lapangan gedung tersebut difungsikan sebagai gedung serbaguna oleh pihak desa. Sedangkan ruang perpustakaannya dibiarkan kosong tanpa ada buku bacaan.
Selanjutnya, media ini menelusuri ke warga setempat, imam RT 3, RW 3 menuturkan, justru tidak mengetahui bahwa gedung tersebut adalah perpustakaan, ia tahunya adalah gedung olahraga.
“Saya gak tahu kalau itu perpustakaan, saya tahunya itu tempat olahraga dan kegiatan warga mas. Memang ada tulisannya perpustakaan, tapi saya gak pernah masuk” ucap Imam, Jumat (18/9/2020).
Senada dengan Imam, Yayuk yang juga warga setempat RT 6, RW 3 bingung saat ditanya tentang keberadaan perpustakaan, yang ia diketahui hanyalah gedung yang sering digunakan untuk acara pernikahan.
“Itu kan gedung yang biasanya disewakan untuk acara orang perkawinan mas, dan juga untuk rapat warga. Iya, itu yang ada tulisannya Sasana Wijaya Perpustakaan” tukas Yayuk, Jumat (18/9/2020).
Hal berbeda ketika media ini bertanya kepada Fauzi, warga RT 2, RW 2, dia mengatakan keberadaan ruang perpustakaan itu berada di luar area gedung Sasana Wijaya.
“Kalau tidak salah di daerah barat Masjid al Istiqomah Karanglo” ucap Fauzi, Jumat (18/9/2020).
Penelusuran media ini di lapangan, gedung tersebut memiliki 2 lantai. Lantai 1 diperuntukkan untuk gedung olahraga dan serbaguna, sedangkan lantai 2 diperuntukkan untuk ruang perpustakaan. Namun tak satupun buku ditemukan layaknya perpustakaan, yang ada hanya rak kosong.
Sementara, hingga berita ini diterbitkan, pihak desa di hubungi melalui sambungan telepon tidak diangkat. (Agb/Arf)