Javasatu,Malang- Koordinator Badan Pekerja LSM ProDesa, Achmad Khoesairi, menduga renovasi pembangunan gedung perpustakaan di area gedung Sasana Wijaya Desa Banjararum, Kecamatan Singosari yang menggunakan Dana Desa (DD) banyak mengurangi volume bahan material.

Achmad Khoesairi mengungkapkan, hal itu diduga pada material spandek. Berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) tahun 2016 dianggarkan 120 lembar, namun kenyataanya spandek yang terpasang hanya berjumlah sekitar 75 lembar.
“Artinya disitu ada dugaan pengurangan jumlah atau volume spandek yang dipasang. Sepertinya tidak hanya spandek saja yang diduga dikurangi jumlahnya, tapi bisa saja pada item material lain, seperti kayu, besi dan cat. Logikanya, jika jumlah atap dikurangi, berati volume bangunan juga otomatis berkurang” terang Khoesairi, Kamis (24/9/2020).
Khoesairi menambahkan, ditengarai dalam proses pembagian proyek swakelola DD tersebut sarat permainan.
“Dilihat dari besaran nominalnya, jika nominal diatas angka Rp 40 juta hingga Rp 100 juta diberikan kepada warga diduga orangnya Kades, tapi kalau nominalnya dibawah Rp 40 juta diberikan ke warga lain. Di situ juga ada nama mantan Sekdes yang jadi TPK” jelas Khoesairi.

Sementara itu, dikonfirmasi Javasatu. Mantan Sekretaris Desa (Sekdes) Banjararum, yang juga saat itu menjabat Tim Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa (TPPKD), Imron Zainuri menepis jika pekerjaan tersebut ada pengurangan volume.
“Kayaknya sudah sesuai RAB, karena yang mengerjakan sudah ahli dalam pembangunan” ucap Imron.
Imron mengungkapkan, bahwa Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) yang mengerjakan di tahun 2016 dan 2017 atas nama Ikhwan, warga Segaran Rt 04 Rw 10, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari.
“Iya iya di tahun itu (2016 dan 2017 – red) TPK nya pak Ikhwan” ungkap Imron, Kamis (24/9/2020).
Imron: Nama TPK di RAB itu ‘Salah Ketik’
Namun saat ditanya terkait RAB tahun 2018, muncul namanya menjadi TPK. Imron menepis hal itu, ia menyatakan bahwa yang tertulis di RAB adalah salah ketik. Ditegaskan oleh Imron, bahwa yang menjadi TPK adalah Ikhwan.
“Bukan mas, itu bukan saya, karena itu salah ketik, yang benar adalah TPK nya dan yang mengerjakan semua pak Ikhwan. Iya dulu pak Ikhwan” terang Imron.
Imron: Atap Gedung Sasana ‘Runtuh Semua’ Karena Puting Beliung
Saat dikonfirmasi javasatu, terkait jumlah spandek yang terpasang di gedung Sasana Wijaya, Imron yang saat ini sudah pindah tugas di Kantor Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang menjelaskan, kurangnya pemasangan spandek karena bencana puting beliung.
“Dulu pernah terjadi angin puting beliung di tahun 2018, dan seluruh atap itu hancur jatuh roboh semua, dan setelah itu kita pasang kembali, ya itu jumlahnya seperti itu” jelas Imron yang sedikit agak bingung dalam menjelaskan.
Warga Menampik Bahwa Puting Beliung Runtuhkan Seluruh Atap

Selanjutnya, tim Javasatu mencari kebenaran atas kejadian tersebut ke masyarakat, diungkapkan salah satu warga yang rumahnya hanya berjarak ratusan meter dari gedung Sasana Wijaya, Wahyudi, bahwa tahun 2018 di Desa Banjararum memang sempat terdampak puting beliung, namun tidak sampai meruntuhkan seluruh atap gedung Sasana Wijaya.
“Pernah, disini terjadi puting beliung (desa Banjararum, red), tapi tidak sampai meruntuhkan atap gedung itu semuanya. Yang besar di Karangploso, kalau di Karanglo kecil” ungkap Wahyudi sambil menunjuk ke arah gedung Sasana Wijaya, Kamis (24/9/2020).
Diberitakan javasatu sebelumnya, Sabtu (19/9/2020) bahwa gedung yang atapnya pernah ambrol pada Sabtu (28/3/2020) pagi, dalam renovasi pembangunannya menelan anggaran ratusan juta rupiah yang terbagi tiga tahap yaitu tahun 2016, 2017 dan 2018 dengan menggunakan Dana Desa (DD). (Agb/Saf)