JAVASATU.COM- Langkah Presiden RI Prabowo Subianto merombak Kabinet Merah Putih mendapat dukungan dari kalangan pengamat politik. Reshuffle dinilai sebagai langkah progresif untuk menjawab kritik publik sekaligus mempercepat kinerja pemerintahan.

Pengamat politik sekaligus pemerhati sosial, Nasky Putra Tandjung, menilai keputusan Prabowo mencopot sejumlah menteri yang dianggap tidak pro-rakyat dan terjerat kontroversi sudah sesuai dengan harapan masyarakat.
“Publik menilai Presiden Prabowo mendengar kritik dan aspirasi, baik dari media sosial, dialog, maupun aksi jalanan. Ini sinyal positif bahwa pemerintah ingin mempercepat capaian program asta cita Presiden,” ujarnya kepada wartawan, Senin (8/9/2025).
Menurut alumnus Indef School of Political Economy Jakarta itu, menteri harus dinilai dari komitmen dan konsistensinya menjalankan program pro-rakyat.
Ia menegaskan tidak ada alasan mempertahankan pejabat yang bermasalah, apalagi terindikasi korupsi dan abai pada kebutuhan masyarakat.
“Copot menteri yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat dan NKRI,” tegasnya.
Pendiri Nasky Milenal Center itu juga menekankan reshuffle harus fokus pada program nyata yang menyentuh masyarakat bawah, bukan sekadar kepentingan elit politik atau kelompok tertentu.
“Menteri di Kabinet Merah Putih harus sevisi dengan Presiden, tulus bekerja untuk rakyat, dan konsisten membela kepentingan masyarakat,” tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan reshuffle Kabinet Merah Putih di Istana Negara. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan perubahan dilakukan berdasarkan evaluasi menyeluruh.
Berikut daftar menteri yang diganti Prabowo:
-
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan: Budi Gunawan
-
Menteri Keuangan: Sri Mulyani
-
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia: Abdul Kadir Karding
-
Menteri Koperasi: Budi Arie Setiadi
-
Menteri Pemuda dan Olahraga: Dito Ariotedjo
(arf)