JAVASATU.COM- Dua pimpinan DPRD Kabupaten Malang kedapatan melakukan perjalanan ke luar daerah di tengah kondisi sosial yang belum kondusif.

Aksi itu langsung mendapat sorotan tajam dari Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (DPC GRIB) Jaya.
Ketua DPC GRIB Jaya Kabupaten Malang, Damanhury Jab, menilai langkah dua pimpinan legislatif tersebut tidak menunjukkan empati terhadap masyarakat.
Ia menegaskan, para wakil rakyat seharusnya berada di tengah warga, bukan justru bepergian di saat situasi sedang rawan.
“Cukup riskan saat masyarakat Kabupaten Malang sedang merasa ketakutan dengan berbagai teror isu, justru ditinggal keluar kota oleh Bapak Wakil Rakyat,” kata Jab melalui pesan WhatsApp, Rabu (3/9/2025).
Jab bahkan menyebut tindakan keduanya sebagai bentuk pengkhianatan rakyat.
Menurutnya, perjalanan ke luar daerah itu bukan hanya melukai hati masyarakat, tetapi juga mencederai etika seorang pejabat publik.
“Secara etika ini salah. Fenomena ini adalah aksi pengkhianatan nyata yang sangat menyakiti hati masyarakat,” tegas Jab yang juga menjabat Sekretaris Bidang Hukum, HAM, dan Advokasi PDPM Kabupaten Malang.
Lebih lanjut, Jab mendesak agar kedua pimpinan dewan tersebut segera meminta maaf secara terbuka. Jika tidak, GRIB Jaya mengancam akan menggerakkan massa untuk menduduki Gedung DPRD Kabupaten Malang.
“Kami meminta agar dua oknum anggota DPRD Kabupaten Malang segera meminta maaf kepada masyarakat. Jika tidak, saya yang akan memimpin massa menduduki gedung DPRD,” ancamnya.
Sebelumnya, publik Kabupaten Malang dibuat heboh oleh kabar perjalanan diam-diam dua pimpinan DPRD di tengah eskalasi aksi unjuk rasa.
Informasi yang beredar, keduanya adalah H. Kholiq dari PKB dan Alayk Mubarrok dari Gerindra. (agb/saf)