JAVASATU.COM- PT PLN (Persero) mencatat pencapaian gemilang melalui program Electrifying Agriculture (EA) pada tahun 2024. Program yang dirancang untuk mendukung modernisasi sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan ini berhasil menjaring 53.539 pelanggan baru, sehingga total pelanggan mencapai 300.535, meningkat dari 246.996 pelanggan pada 2023.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa program ini bertujuan mengintegrasikan teknologi berbasis listrik untuk mendorong produktivitas agrikultur sekaligus meningkatkan pendapatan petani.
“Program EA menghadirkan solusi berbasis Creating Shared Value (CSV) yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan. Dengan teknologi agrikultur modern berbasis listrik, ekosistem pertanian menjadi lebih efisien dan produktif,” ujar Darmawan, Kamis (16/1/2025) di Jakarta.
Selama tahun 2024, daya tersambung melalui program EA mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA) dengan konsumsi listrik sebesar 6,17 Terawatt Hour (TWh). Penjualan tenaga listrik pelanggan EA tumbuh 10,15%, diikuti peningkatan pendapatan sebesar 9,35% secara tahunan (Year on Year).
Mendukung Ketahanan Pangan dan Efisiensi Biaya Petani
Program EA juga berperan besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, Komandan Satgas Pertahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, menyebut bahwa penggunaan pompa listrik mampu mengurangi biaya operasional petani secara signifikan dibandingkan pompa berbahan bakar solar.
“Dengan suplai listrik yang andal, petani dapat menghemat biaya sekaligus meningkatkan produktivitas, sehingga mendukung strategi ketahanan pangan di masyarakat,” jelasnya.
Hal tersebut dirasakan langsung oleh Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. Ketua kelompok, Gatot (59), mengaku bahwa penggunaan pompa listrik mampu menghemat biaya operasional hingga 300%.
“Jika menggunakan pompa diesel, kami biasanya mengeluarkan Rp1,5 juta untuk biaya operasional. Dengan pompa listrik, biayanya hanya sekitar Rp500 ribu, sehingga keuntungan kami pun meningkat,” ungkap Gatot.

Kontribusi pada Indeks Pertanaman
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya, menambahkan bahwa keberadaan listrik dari program EA mendukung peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Di Ponorogo, program ini memungkinkan panen padi hingga IP 300 dan IP 400 melalui sistem pengairan sumur.
“Listrik dari PLN memberikan akses pengairan yang efisien bagi petani, meningkatkan produktivitas lahan, dan mendorong daerah kami menjadi kawasan panen raya dengan IP tinggi,” jelas Dydik.

Melalui program Electrifying Agriculture, PLN membuktikan komitmennya mendukung modernisasi agrikultur yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani, ketahanan pangan nasional, dan keberlanjutan energi di Indonesia. (Tur/Nuh)