JAVASATU.COM- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membentuk Satuan Tugas (Satgas) baru, yakni Satgas Penindakan Barang Kena Cukai Ilegal sebagai langkah strategis untuk menekan peredaran barang ilegal dan mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor cukai.

Satgas ini diumumkan langsung oleh Dirjen Bea Cukai, Letjen TNI (Purn) Djaka Budhi Utama, dalam kunjungannya ke Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Timur II di Malang, Rabu (9/7/2025).
“Satgas ini bentuk komitmen pemerintah menjaga stabilitas penerimaan negara sekaligus menciptakan iklim usaha yang sehat dan adil,” ujar Djaka.
Ia menepis anggapan bahwa pembentukan satgas tumpang tindih dengan fungsi pengawasan yang sudah ada. Justru, kata dia, satgas akan memperkuat kolaborasi dengan Polri, TNI, kejaksaan, dan badan intelijen.
“Semakin banyak stakeholder, semakin luas informasi yang bisa digali,” katanya.
Satgas ini fokus melakukan operasi strategis dan masif. Dalam Operasi Gurita hingga 6 Juli 2025, Bea Cukai telah melaksanakan 4.214 penindakan dengan hasil:
- 194,5 juta batang rokok ilegal disita
- 22 kasus masuk penyidikan
- 11 Surat Tagihan Cukai (STCK) senilai Rp1,2 miliar
- 363 tindakan ultimum remedium dengan potensi penerimaan negara Rp24,4 miliar
Selama 2025, Kanwil Bea Cukai Jatim II juga mencatat 511 penindakan di bidang kepabeanan dan cukai. Sebanyak 54,6 juta batang rokok dan 18.134 liter minuman beralkohol berhasil diamankan dengan potensi kerugian negara mencapai Rp48 miliar.
“Penindakan ini bukan sekadar pemberantasan, tapi langkah proses berkelanjutan untuk melindungi masyarakat,” tegas Djaka.
Sebagai simbol keseriusan, Bea Cukai Jatim II turut memamerkan hasil sitaan:
- Bea Cukai Kediri: 8,64 juta batang rokok ilegal senilai Rp12,8 miliar, potensi kerugian negara Rp6,4 miliar
- Bea Cukai Malang: 2,51 juta batang rokok ilegal dan 114,6 liter arak Bali, total nilai barang Rp3,7 miliar, potensi kerugian negara Rp1,88 miliar
- Bea Cukai Jatim I: tiga unit mesin produksi rokok ilegal (maker, packer, dan wrapper)
Djaka menegaskan, sanksi bagi pelaku tak hanya berupa pidana penjara, tapi juga penyitaan mesin produksi demi menghentikan aktivitas ilegal secara tuntas.
“Kalau cuma dihukum, biasanya bisnisnya tetap jalan. Jadi kami lakukan penyitaan mesin agar produksi benar-benar berhenti,” tegasnya.
Bea Cukai juga mengajak masyarakat berperan aktif melawan konsumsi barang ilegal demi mendukung penerimaan negara dan melindungi kesehatan publik.
“Kami butuh dukungan semua pihak, mulai pelaku usaha hingga masyarakat, untuk menciptakan lingkungan usaha yang sehat,” pungkas Djaka. (Dop/Saf)