JAVASATU.COM-GRESIK- Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Raden Santri Gresik menggelar Studium Generale dengan tema ‘Refleksi Isu Politik Dinasti RI dalam Perspektif Kajian Keislaman’ pada Minggu (08/09/2024).
Kegiatan ini berlangsung di aula kampus dan dihadiri oleh Ketua III STIT Raden Santri, Ulul Al-Bab, M.Ag., Kepala Program Studi, Lora Hilal, M.Pd., narasumber utama Prof. Dr. H. Agus Aditoni, M.Ag. dari UIN Sunan Ampel Surabaya, serta seluruh dosen dan mahasiswa.
Ulul Al-Bab, M.Ag., yang mewakili Ketua STIT Raden Santri, mengajak para mahasiswa untuk tetap aktif mengikuti perkembangan informasi di media sosial, baik terkait isu politik, ekonomi, maupun pariwisata.
“Jangan apatis terhadap informasi yang ada. Semoga kegiatan Stadium Generale ini bermanfaat untuk mengawali perkuliahan,” ujarnya.
Prof. Dr. H. Agus Aditoni, M.Ag., sebagai narasumber utama, menekankan pentingnya tema diskusi tentang politik dinasti dalam perspektif Islam. Menurutnya, politik dinasti adalah praktik politik yang dikuasai oleh satu keluarga secara turun-temurun.
“Di Indonesia, isu politik dinasti mulai mengemuka setelah era reformasi dan otonomi daerah, di mana daerah mulai membangun kekuasaan lokal,” jelas Prof. Agus.
Ia juga menguraikan bahwa pada Pemilu 2004, keluarga dapat mencalonkan diri sebagai kepala daerah secara langsung, yang kemudian memunculkan berbagai pandangan mengenai politik dinasti.
“Menurut pandangan sarjana klasik, politik dinasti tidak menjadi masalah selama kepemimpinan tersebut mampu membawa kemajuan bagi negara. Namun, sarjana kontemporer cenderung kritis terhadap politik dinasti karena dianggap bertentangan dengan prinsip demokrasi,” tambahnya.
Prof. Agus juga menyampaikan bahwa dalam pandangan Islam, kekuasaan bukan hanya sekadar alat untuk mengatur urusan dunia, tetapi juga sebagai ujian moral dan spiritual.
“Masih banyak contoh lain dalam proses pemilihan yang mengutamakan musyawarah dan keputusan bersama,” katanya.
Menutup acara, Prof. Agus berharap agar Stadium Generale ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa STIT Raden Santri dalam memulai perkuliahan.
“Tetap fokus mencari ilmu, bukan sekadar mengejar ijazah. Insya Allah, lulusan STIT Raden Santri akan menjadi berkah bagi masyarakat,” pungkasnya. (Bas/Saf)